Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amang dan Ayong, Mewujudkan Kreativitas Lewat Kaus

Kompas.com - 06/07/2014, 17:21 WIB

Prinsip

Setelah menyelesaikan kuliah, Amang dan Ayong pulang kampung. Mereka pun melanjutkan usaha fashion yang dirintis di Malang dengan menyewa tempat berjualan di sebuah kompleks perumahan di Mataram, Lombok.

Lokasinya tidak strategis, tetapi Amang berprinsip, ”Ini ibarat makanan, jika racikannya enak pasti dicari orang.” Oleh karena itulah mereka tak hanya menambah desain, tetapi jenis produk pun bertambah seperti topi, jaket, dan gantungan kunci.

Prinsip awal pun tetap mereka gunakan dalam mendesain produk, yakni mengangkat ikon daerah setempat sebagai ciri khasnya. Mereka lalu mendesain kaus dengan gambar Pulau Lombok bertuliskan, antara lain, Lombok Hidden Paradise, Rinjani Mountain, Gendang Bele’: Sound of Peace (alat musik berupa sepasang gendang besar).

Selain itu, Amang dan Ayong pun mengangkat kembali motif-motif tradisional tenun Lombok sebagai desain produknya. Mereka juga berkreasi dengan mengambil idiom kata-kata lokal semisal Terune-Dedare (muda-mudi) dan Tampi Asih (terima kasih), yang memiliki nilai edukasi tentang sopan santun dalam berbahasa.

Produk kaus mereka yang berbahan katun itu dibanderol Rp 120.000 per potong, relatif mahal dibandingkan dengan kaus-kaus yang biasanya dijual seharga Rp 35.000-Rp 50.000 per potong.

Walau mahal, racikan kaus yang diibaratkan Amang ”makanan enak” itu memiliki konsumennya sendiri. Setiap hari ada saja anak muda yang membeli produknya, baik datang langsung ke toko maupun via internet.

Beberapa desain produk mereka, seperti kaus Rinjani Mountain dan Mara’ Mayung Lombok (seperti rusa Lombok), pun ”diekspor” ke Korea Selatan guna memenuhi permintaan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Lombok di negeri ginseng itu. Amang pun dikirimi foto mahasiswa Indonesia di London yang mengenakan produknya bertuliskan Gendang Bele’.

Tak menyebutkan berapa omzetnya, jumlah produk mereka relatif masih kecil. Untuk sementara ini mereka hanya memproduksi 25 potong untuk setiap desain. Namun, dari produksi itu pun dengan sasaran terjual 40 persen sudah melebihi biaya produksi.

”Itu sudah termasuk honor untuk empat karyawan toko,” kata Amang yang menamai produknya Jegol, yang berarti gila-gilaan dalam arti positif.

Kegilaan Amang dan Ayong telah memberikan sumbangsih bagi dinamika perekonomian Kota Mataram. Produk mereka menjadi ajang promosi Lombok sebagai destinasi wisata. (Khaerul Anwar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com