Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenalan dengan Reptil-reptil Museum Komodo

Kompas.com - 27/07/2014, 08:04 WIB
Dhanang David Aritonang

Penulis

KOMPAS.com - Jika Anda belum memiliki rencana untuk berwisata saat libur Lebaran, bisa cobalah mengunjungi museum. Salah satu museum yang dapat Anda kunjungi adalah Museum Komodo dan Taman Reptilia yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Tidak sulit untuk menemukan Museum Komodo ini di TMII. Seperti wahana Keong Mas, museum ini memiliki arsitektur yang unik. Jika Keong Mas bangunannya berbentuk seperti cangkang keong, Museum Komodo ini memiliki bentuk bangunan seperti komodo. Untuk dapat masuk ke Museum Komodo dan Taman Reptilia ini, pengunjung cukup membayar Rp 15.000.

"Museum Komodo ini sudah berdiri sejak 20 April 1978. Kemudian di tahun 2000, didirikan Taman Reptilia," tutur Kepala Museum Komodo Widyabrata.

KOMPAS.com/Dhanang David Aritonang Bentuk bangunan Museum Komodo yang menyerupai komodo, satwa endemik Indonesia.

Menurut Widyabrata, museum ini menampilkan lebih dari 500 spesimen berupa awetan fauna khas Indonesia. Kemudian untuk Taman Reptilia, ada 56 jenis reptil dengan jumlah lebih dari 200 ekor reptil di taman tersebut. Kebanyakan reptil di taman tersebut berupa kura-kura dan ular.

Bangunan Museum Komodo ini terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama, pengunjung dapat melihat awetan berupa mamalia, hewan laut, dan reptil. Untuk lantai dua, pengunjung dapat melihat koleksi awetan berupa burung-burung dari berbagai daerah di Indonesia. Sayangnya, setelah Lebaran, pengelola museum berencana untuk memindahkan awetan fauna yang ada dan hanya menyisakan awetan reptil di museum tersebut.

"Setelah Lebaran ini, kami berencana untuk merenovasi museum tersebut, sudah cukup lama museum ini tidak direnovasi," ujar Widyabrata.

Di Taman Reptilia, pengunjung dapat melihat seekor komodo yang merupakan koleksi kebanggaan museum ini. Komodo tersebut sudah ada di taman ini sejak tahun 2000 dan diperkirakan usianya sekarang sudah mencapai 25 tahun. Pengunjung yang tertarik bisa ikut memberi makan dan berfoto bersama komodo ini.

"Komodo ini berkelamin jantan, hingga sekarang kami masih berusaha untuk mencarikan pasangan bagi komodo ini," ucap Widyabrata.

KOMPAS.com/Dhanang David Aritonang Anak kura-kura dada kuning yang menjadi salah satu koleksi Taman Reptilia, TMII.
Widyabrata menjelaskan, komodo tersebut menjadi lebih pasif karena tidak memiliki pasangan. Sebenarnya Taman Reptilia ini sudah berhasil mengembangbiakkan beberapa spesies, seperti ular sanca batik dan kura-kura dada kuning. Namun untuk komodo, hingga sekarang pengelola Taman Reptilia masih kebingungan untuk mencarikan pasangannya.

"Sebenarnya, ada beberapa masalah yang kami hadapi ketika mengelola Taman Reptil ini," ujar
Widyabrata.

Widyabrata mengaku, animo pengunjung tidak sebesar di Museum Burung dan Museum Air Tawar yang lokasinya juga di TMII. Hal tersebut disebabkan karena sebagaian masyarakat menganggap reptil itu hewan yang cukup menyeramkan. Kemudian, sifat hewan reptil yang solitare menjadi salah satu kendala pengelola museum. Terkadang sesama reptil tersebut akan berkelahi jika ditaruh di dalam satu kandang.

"Ya, kurang lebih seperti itu lah kendalanya. Kalau keuntungannya, reptil itu tidak seperti unggas dan ikan yang harus diberi makan tiap hari. Cukup seminggu sekali untuk jadwal makan reptil di sini," tutur Widyabrata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com