Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepetak Meksiko di Kebun Raya Bogor

Kompas.com - 07/09/2014, 09:50 WIB

Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI Didik Widyatmoko mengatakan, KRB mengoleksi 21 persen tanaman langka Indonesia dan dunia yang bermanfaat bagi kehidupan sebagai bahan pangan dan obat.

Sejarah membuktikan, keberadaan KRB yang menyatu dengan Istana Bogor membuat ”Kota Hujan”, yang dulu bernama Buitenzorg (tanpa masalah) dan sempat menjadi ibu kota Hindia-Belanda, merupakan mutiara indah di bumi timur.

Tentu jasa Prof DR CGC Reinwardt, botanikus asal Jerman yang menetap di Bogor awal abad ke-19 patut dikenang. Dari dialah KRB lahir, yakni dimulai dari lahan seluas 47 hektar untuk penelitian berbagai tumbuhan di belakang Istana Bogor. Pada 18 Mei 1817, berdirilah Lands Plantentium atau Hortus Botanicus Bogorriensis yang seiring waktu menjadi KRB.

Jika datang dengan naik kereta rel listrik Commuter Line, turunlah di Stasiun Bogor. Kemudian lanjutkan perjalanan dengan naik angkutan kota 02 (merah) Sukasari-Merdeka dan turun di Simpang Suryakancana. Belilah tiket masuk Rp 15.000 per orang yang sudah termasuk donasi Rp 1.000 untuk Palang Merah Indonesia. Untuk turis mancanegara, tiket bertarif Rp 25.000 per orang.

Jika datang naik bus tujuan akhir Terminal Baranangsiang, turunlah di sana. Kemudian, mari berolahraga jalan menyusuri Jalan Pajajaran dari Terminal Baranangsiang sampai Tugu Kujang lalu belok ke Jalan Otista sampai gerbang utama. Pilihan lain, menyeberangi Tugu Kujang dan masuk dari pintu empat (sisi timur) di Jalan Pajajaran di seberang Institut Pertanian Bogor Kampus Baranangsiang.

Jika membawa sepeda motor, bisa parkir di gedung di samping gerbang utama bertarif Rp 5.000 per unit. Bisa juga parkir di Plaza Bogor atau Pasar Bogor di dekat gerbang utama dengan tarif yang bisa saja lebih mahal atau malah lebih murah.

Yang datang dengan mobil pribadi bisa parkir di Jalan Juanda mulai dari seberang Gang Selot sampai di seberang Kantor Pajak Pratama Bogor. Bisa juga parkir di gedung-gedung di sekeliling KRB yang menyediakan area parkir.

Di dalam KRB, jika enggan berjalan untuk berkeliling, bisa naik mobil wisata bertarif Rp 10.000 per orang. Bisa juga sewa sepeda bertarif Rp 15.000-Rp 25.000 per jam dengan syarat tambahan meninggalkan kartu identitas sebagai jaminan.

Di KRB ada beberapa kafe dan restoran. Ada juga pengasong es krim, bola, dan kudapan yang adalah anggota koperasi pegawai. Jika tidak mau jajan, bawalah bekal dan nikmatilah bersantap bersama keluarga atau teman di lokasi pilihan.

Pilihan lain, jajan di Jalan Suryakancana selepas menikmati KRB. Ruas bersejarah itu merupakan salah satu kawasan surga kuliner khas Bogor. Di sini tersedia kudapan goreng combro, misro, pisang, tahu, tempe, dan singkong. Ada juga toge goreng, laksa, ngohiang, soto kuning, soto mi, sate, marangi, asinan, lontong atau ketupat sayur. Jangan lupa menyeruput bir kocok, es cendol, es cincau, dan es pala. (Ambrosius Harto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com