Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan untuk Joki Pacuan Kuda

Kompas.com - 22/10/2014, 12:19 WIB
DENGAN pensil di tangan, Sahru tampak tekun menulis huruf dan angka di atas kertas, dibimbing Eva, mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Eva selalu mengatakan ”pintar kamu…” tiap kali Sahru, siswa kelas III SDN 8 Dompu, Kabupaten Dompu, mampu merangkai huruf menjadi sebuah kata dan membacanya.

Di bawah tenda, dengan sorotan lampu neon, Sahru bersama tiga temannya diajari membaca, menulis, dan berhitung oleh para relawan mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS).

Mereka belajar di malam hari selepas mengadu ketangkasan sebagai joki (penunggang kuda) dalam lomba Pacuan Kuda di arena balap Angin Laut, Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Hulu. Lomba itu adalah rangkaian Festival Moyo 2014 (27/9-6/10), yang acara pembukaannya dilangsungkan di Sumbawa Besar, ibu kota Kabupaten Sumbawa.

”Saya bersyukur ada ibu-ibu yang mau mengajar anak-anak kami, daripada ngeluyur di Kerato (bahasa Sumbawa arena pacuan kuda),” ujar Kemalasari (44 tahun), ibunda Sahru.

Saat itu Kemalasari memangku Sahri (saudara kembar Sahru) yang tidur pulas. Sahri absen bertanding karena terjatuh dari kuda saat latihan di kampung, dan berjalan pincang karena tangan dan kaki kanannya cedera berat.

Pacuan kuda merupakan permainan populer di Pulau Sumbawa. Kabupaten Dompu dan Bima dikenal sebagai ”Pacoa Jara” di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat disebut ”Maen Jaran”. Lomba ini digelar seusai masa panen padi, sebagai ekspresi dan wujud syukur ke hadirat Ilahi atas keberhasilan petani menuai hasil buminya.

Dari sebatas ekspresi kesenangan, lomba ini dijadikan atraksi wisata, bahkan mengundang sponsor yang menyediakan hadiah menggiurkan, seperti uang, sepeda motor, kulkas, dan kipas angin.

Terlebih lagi intensitas lomba maen jaran di Kabupaten Sumbawa relatif tinggi, sebab hampir semua desa memiliki Kerato, yang mempunyai jadwal tanding masing-masing. Para peserta berdatangan dari Dompu, Bima, dan Kabupaten Sumbawa mengikuti turnamen itu.

Joki berusia enam tahun hingga 12 tahun adalah daya pikat permainan ini. Dengan postur tubuh mungilnya yang seolah lengket di punggung kuda, para joki mahir menuntun kudanya berlari mengitari Kerato. Teriakan penonton adalah energi pemicu semangat bagi joki dalam mengendalikan kudanya menjadi yang tercepat menginjak garis finis.

Tangis sedih kadang menyertai joki karena kudanya kalah saat beradu cepat. Sebaliknya wajah sukacita menghiasi joki yang kudanya terdepan mencapai finis.

Namun, ironisnya—sesuai kesepakatan awal—hadiah sepeda motor biasanya menjadi hak si empunya kuda. Adapun sang joki cuma mendapat balas jasa Rp 500.000-Rp 2 juta atau tergantung pemberian pemilik kuda. Dan, risiko cedera akibat jatuh dari kuda saat bertanding ditanggung oleh orangtua joki. Sementara hadiah menjadi milik joki apabila joki punya kuda sendiri yang menang dalam lomba.

Namun, di luar arena balap ada yang terlupakan, yaitu para joki yang bolos sekolah, sebab babak penyisihan hingga final berlangsung 12 hari. Mereka menginap di arena pacuan, tidur di bawah tenda ditemani orangtuanya yang membawa bekal beras, ikan asin, dan lainnya untuk kebutuhan makan selama lomba berjalan. Malam harinya digelar acara musik dangdut guna meramaikan turnamen.

Hiruk pikuk di luar arena balap membuat anak-anak berhadapan dengan ”dunia liar” yang berpengaruh terhadap perilaku dan interaksi sosial mereka. Adanya para joki yang terlihat merokok, bertutur kata kasar apabila ada yang tidak disukai pada temannya, lalu merampas barang milik temannya, menjadi hal yang biasa di kalangan para joki kuda.

”Home schooling”

Kompleksitas persoalan itu mendorong Fakultas Psikologi UTS untuk membantu para joki, dengan membuka kegiatan belajar home schooling, guna mengisi waktu luang joki yang bolos sekolah di malam hari.

”Idenya, para joki bisa menyalurkan hobi berkudanya, tetapi mereka juga berhak terus belajar,” kata Yossy Dwi Erliana, Direktur Pusat Pengembangan Psikologi Terapan Fakultas Psikologi UTS.

Home schooling (kini disebut Sekolah Komunitas Joki Kecil) itu untuk ketiga kalinya setiap ada turnamen di arena balap ”Angin Laut”. Jumlah peserta didik sekitar 30 orang kendati mendekati babak final berkurang, karena joki yang tersisih segera pulang kampung.

Untuk merekrut siswa, dilibatkan 30 mahasiswa UTS sebagai relawan yang bertugas sebagai guru, mendata jumlah joki dari tenda ke tenda sekaligus memberikan informasi kepada orangtua joki agar diizinkan mengikuti kegiatan belajar, lalu mengumpulkan dan menjemput para joki sebelum proses belajar dimulai: pukul 18.30 hingga pukul 20.30.

Tidak sedikit joki yang malu-malu, malah menolak diajak belajar, tetapi para relawan dengan pendekatan persuasif, para joki rutin mengikuti ”pendidikan singkat” itu.

Materi pembelajarannya berupa membaca, menulis, dan berhitung, yang ternyata banyak joki terbata-bata bahkan tidak bisa membaca.

Para joki diajari mengenali suara hewan (kuda, kambing, kucing, dan sapi) sekaligus menggambar jenis-jenis ternak itu, lalu membuat prakarya dari kertas (origami) dan bermain hula hoop. Para relawan berupaya membawa suasana belajar seperti halnya mereka bermain.

Para joki pun diajari mengaji, etika berbicara, bertegur-sapa dengan teman sebaya dan yang lebih tua usianya, ditanamkan pula rasa solidaritas mengingat sikap individualistis yang didapat saat berkompetisi dibawa pula dalam pergaulan di luar arena pacu.

Berdasarkan pengamatan Ilmiyati Zain, Dekan Fakultas Psikologi UTS, dari pembelajaran yang dilakukan terlihat ada perubahan sikap dan perilaku para joki. Misalnya, menyapa para relawan yang semula dengan kata ”hoi”, mereka kemudian menggantinya dengan kata kakak atau ibu guru. Mereka pun bisa mengucapkan salam, mencium tangan, atau sekadar berjabat tangan setiap kali bertemu dengan para relawan.

Jika menginginkan sesuatu, seperti makanan kecil, para joki minta izin kepada si pemilik. ”Awalnya, jangankan bilang terima kasih, makanan yang kita pegang dirampas,” ujar Yossy, yang senang melihat perubahan sikap dan perilaku para joki.

Walhasil, sumbangsih para relawan untuk para joki ini tidak sia-sia. Ada manfaat yang dirasakan para joki. (KHAERUL ANWAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com