Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Pekan Ini, Kunjungi Pameran Museum Nusantara

Kompas.com - 22/11/2014, 19:05 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah terlalu lama sejarah didiamkan begitu saja. Padahal tak ada masa depan tanpa masa lalu. Begitu ungkap Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Museum, Harry Widianto sesaat setelah pembukaan Pameran Gelar Museum Nusantara dengan tajuk "Sabuk Peradaban Nusantara, jejak 1,5 juta tahun".

Menurut Harry, tema itu diambil untuk mendekatkan sejarah terutama koleksi-koleksi kuno museum pada masyarakat, yaitu museum sebagai sebuah obyek wisata yang sarat dengan edukasi dan sejarah, museum belum banyak mendapat hati untuk dikunjungi.

"Kali ini, koleksi-koleksi museum yang mungkin tak terjangkau karena lokasi museumnya jauh, kami datangkan agar lebih dekat dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat," ujar Harry, di Jakarta Convention Center, Jakarta Sabtu (22/11/2014).

Pameran Gelar Museum Nusantara merupakan acara tahunan. Acara yang terselenggara atas kerja sama Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun ini memasuki kali ketiga.

"Kami ingin mengenalkan museum-museum di Indonesia dimana ada pameran koleksi unggulan dari museum-museum tersebut sebagai bukti bahwa Indonesia merupakan bangsa besar sejak 1,5 juta tahun yang lalu," ungkapnya.

KOMPAS.com/Sri Noviyanti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan saat mengunjungi Pameran Museum Nusantara di JCC Jakarta, Sabtu (22/11/2014).

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan Menengah Anies Baswedan turut mengapresiasi pergelaran ini. "Dengan pergelaran ini, kita dapat membaca apa yang sudah terjadi di masa lalu untuk mendorong kehidupan di masa depan, dan rasakan begitu mengagumkannya nenek moyang kita," ungkapnya.

Pameran diselenggarakan mulai tanggal 22-24 November 2014 di Ruang Cendrawasih Balai Sidang Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta. Pengunjung tak dikenakan biaya untuk menikmati koleksi-koleksi unggulan museum-museum dari seluruh Indonesia ini.

Dalam 3 hari tersebut, pergelaran disajikan ke dalam 6 sub tema, yaitu Awal Peradaban yang terdapat tengkorak-tengkorak manusia purba dahulu. Lalu peradaban aksara mulai dari prasasti hingga buku dari bambu, peradaban kepercayaan dan agama, peradaban kesenian berupa seni rupa, pertunjukan dan kriya, peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Ini lah benang merah yang menjadikan kita semua, Indonesia," sambung Harry.

Saat ini, ada 60 museum yang ikut berkontribusi dengan jumlah koleksi keseluruhan ialah 217. "Kami harap dengan penyelenggaraan acara ini dapat membangkitkan apresiasi masyarakat terhada warisan budaya," tandasnya.

Agar lebih menarik, pengunjung pameran juga bisa ikut seminar sehari tentang permuseuman, lomba untuk siswa sekolah, workshop penulisan aksara dan wayang, pementasan atraksi seni budaya dan pemutaran film.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tebing Kapur di Pecatu Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing Kapur di Pecatu Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Amanah Borneo Park di Banjarbaru, Punya Wahana Seru untuk Anak-anak

Amanah Borneo Park di Banjarbaru, Punya Wahana Seru untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Amanah Borneo Park: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Amanah Borneo Park: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Misteri Pilar Besi Kuno Berusia 1.600 Tahun di India yang Tidak Berkarat

Misteri Pilar Besi Kuno Berusia 1.600 Tahun di India yang Tidak Berkarat

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com