”Angka 20 juta itu tidak bisa dibilang besar, juga tidak bisa dibilang kecil. Jika kita melihat perolehan saat ini, kunjungan wisman tahun 2013 baru 8,8 juta orang sehingga angka 20 juta jadi terlihat besar. Namun, jika melihat ke negara tetangga, angka 20 juta pada tahun 2019 termasuk kecil,” kata Arif dalam Rapat Koordinasi Pemasaran Pariwisata, di Jakarta, Selasa (2/12/2014).
Berdasarkan data terbaru Asosiasi Perjalanan Asia Pasifik (PATA), yaitu Asia Pacific Visitor Arrival Forecasts 2014-2018 atau prediksi kunjungan wisatawan di kawasan Asia Pasifik tahun 2014-2018, Thailand menerima kunjungan wisatawan internasional sebanyak 26,5 juta orang. Laporan yang disusun pada 2013 itu juga menyebutkan, Malaysia akan membukukan kunjungan wisatawan internasional 26,3 juta orang dan Singapura 15,6 juta orang.
Arif mengakui, target 1 juta orang per bulan mulai Maret tentu sangat berat. Apalagi, anggaran promosi wisata hanya Rp 100 miliar per tahun.
Sementara itu, Direktur Program Regional Asia Pasifik Organisasi Pariwisata Dunia Xu Jing mengatakan, pariwisata harus didorong maksimal karena berpotensi menjadi tulang punggung ekonomi negara.
”Pariwisata telah membuka lapangan kerja tidak hanya di perkotaan, tetapi juga di daerah-daerah terpencil. Dengan adanya lapangan kerja ini, ekonomi akan bergerak,” ujar Xu Jing.
”Kami akan fokus pembenahan TIK, misalnya menambah jaringan wi-fi dan membuat aplikasi destinasi wisata multiplatform,” kata Ni Wayan Giri.
Direktur Pencitraan Indonesia Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Ratna Suranti mengatakan, berdasarkan Survei Passanger Exit Survey pada 2013, sekitar 67 persen wisatawan asing mengetahui informasi wisata Indonesia dari internet. (ARN/MED)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.