Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilusi Oleh-oleh dari Mancanegara

Kompas.com - 09/01/2015, 12:28 WIB
MEMBAWA oleh-oleh memang bukan budaya orang Indonesia saja. Namun, boleh jadi hanya di negeri ini orang tanpa malu-malu menuntut atau menagih oleh-oleh dari orang yang baru pulang bepergian. Tak heran, muncul aneka bisnis lokal untuk memenuhi ”kewajiban sosial” yang satu ini.

Bepergian ke luar negeri masih dianggap sebagai kesempatan yang istimewa. Padahal, tak selamanya orang yang bepergian tersebut dilimpahi budget yang tak terbatas, apalagi untuk berbelanja oleh-oleh. Belum lagi, di tengah kondisi mata uang rupiah yang terpuruk saat ini.

Menagih oleh-oleh bisa jadi sudah menjadi celotehan yang tak terlalu serius, sekadar basa-basi yang disampaikan kepada orang yang baru pulang bepergian. Meski begitu, kenyataannya bagi yang bepergian, hal itu dirasakan sebagai suatu ”kewajiban sosial”.

Bagi pelancong yang tak sampai hati menolak, memenuhi kewajiban oleh-oleh cukup disiasati dengan melayani ilusinya semata. Dengan begitu, buah tangan tak perlu harus dibeli saat di luar negeri, tetapi cukup dibeli di Indonesia. Hemat waktu, biaya, tanpa kerepotan yang mengganggu, dan membelanjakan uang di negeri sendiri.

Sablon sendiri

Seorang dosen perguruan tinggi swasta di Jawa Timur, sebut saja Dana (37), berbagi cerita pengalamannya membawa oleh-oleh dari Australia setelah lulus kuliah pasca sarjana di negeri itu tahun 2007. Dana sempat kebingungan. Maklum, sebagai dosen dan aktivis berbagai organisasi sosial, kolega Dana mencapai ratusan yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia.

Berhubung oleh-oleh gantungan kunci sudah biasa, Dana ingin memberikan oleh-oleh berupa kaus dengan logo universitas tempat dia menimba ilmu. Masalahnya, harga kaus di Australia terbilang mahal, mencapai 30 dollar Australia atau saat itu setara dengan Rp 210.000 per potong. Sementara, budget dana sebagai mahasiswa yang mengandalkan beasiswa tak mencukupi.

Ia lalu teringat cerita dan fakta banyaknya jemaah haji yang memborong oleh-oleh seperti jilbab, minyak wangi, atau sajadah di Tanah Air untuk diberikan kepada sanak kerabat. Mereka tidak membeli di tanah suci, Mekkah, sebagaimana dugaan para penerima oleh-oleh. Ada juga yang mengetahui asal-usul oleh- oleh itu, tetapi mereka tidak pernah mempersoalkannya.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG Anggota bistip.com. Thomas Harjuno, menyerahkan titipan barang dari Amerika Serikat kepada penitip.
”Karena yang diingat adalah pemberian orang pulang umrah atau haji. Saya kira, itu analogi yang tepat untuk nyetak oleh-oleh di Indonesia berbau Australia. Hal yang paling diingat adalah bahwa yang memberikan oleh-oleh ini adalah alumnus Australia,” kata Dana.

Lewat rekannya di Bandung, Dana memesan tak kurang dari 120 potong kaus berlogo kampusnya, harga per potongnya jauh lebih murah, hanya Rp 23.000 per potong, hampir sepersepuluhnya dibandingkan harga di Australia. Kaus-kaus itu dibagikan ke seluruh kolega.

Wawan Gunawan (52), pemilik usaha konfeksi Planet Production di Bandung juga beberapa kali menerima pesanan kaus yang dilabeli buatan luar negeri, seperti pesanan Dana. ”Yang penting pemesan punya file gambarnya, kami tinggal memproduksi,” kata Wawan.

Pemesanan serupa bisa juga dilakukan di Pasar Tanah Abang. Toko Daivo Sport di Blok F atau Teddy Jaya di Blok A melayani pemesanan berbagai pakaian yang dilabeli buatan luar negeri. Alternatif lain yang juga mudah adalah berbelanja di ITC Mangga Dua, Jakarta. Mulai dari lantai 1-3, kita mudah menjumpai berbagai toko yang menjual kaus oleh-oleh bertuliskan nama sejumlah negara di dunia.

”Orang yang beli juga dari berbagai daerah, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Sebelum ke luar negeri, belanja oleh-oleh di sini, lalu titip di jasa penitipan di airport. Pulang dari luar negeri, transit di Cengkareng, ambil oleh-oleh di penitipan airport lalu tinggal bawa ke kampung halaman,” tutur Narso, pegawai di Toko Soda di lantai 1 Blok B/16, ITC Mangga Dua.

Harga kaus oleh-oleh itu pun jauh lebih murah ketimbang harga di luar negeri. Sehelai kaus oleh-oleh di ITC Mangga Dua hanya Rp 25.000. Bahkan, lima helai kaus hanya dihargai Rp 100.000. Di Toko Soda, pelanggan pun kerap cukup memesan secara online atau melalui telepon, untuk kemudian dikirim ke alamat pemesan.

Suvenir mancanegara

Perlu oleh-oleh yang lebih manis dan unik dari beberapa negara dengan harga lebih bersahabat? Datanglah ke ITC BSD di Tangerang, Banten. Terjepit di antara toko kembang dan busana lantai dasar ITC BSD, gerai Susi & Nicole World tampil beda. Salah satu rak kacanya sesak oleh miniatur Menara Eiffel, Pisa, juga patung mungil berbusana tradisional beberapa negara, miniatur bangunan terkenal beberapa negara dalam mangkuk air berisi serpihan bubuk kertas serupa salju, serta bendera dan helm bermotif bendera sejumlah negara.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG Aneka Pernik Cendera Mata.
Semakin kita memasuki toko mungil itu, makin memesona dan meriah isinya. Jam dinding berlatar bendera Union Jack, asbak mungil berhias kepala Sphinx, gantungan kunci dan tempelan kulkas yang menghadirkan relief atau foto bangunan dan lokasi yang menjadi ikon sejumlah negara, boneka kayu matryoshka khas Rusia, wuiiih....

Lorong lainnya berisi stiker bendera sejumlah negara, pemberat kertas berbentuk seorang perempuan dengan busana kimono mungil, miniatur beragam bangunan, mulai dari yang berbahan resin ataupun logam.

”Saya tak tahu lagi, buah tangan berapa negara yang kami jual di toko kami. Buah tangan dari Bulgaria, misalnya, bertahun-tahun, entah kapan akan terbeli, tetapi pasti akan ada yang membelinya,” tutur Eddie Surya Samudra, satu dari tiga bersaudara pengelola Susi & Nicole World.

Kisah berdirinya gerai suvenir mancanegara ini berawal dari bisnis biro travel tiga kakak beradik Maria Susi Megasari, Ign Himawan, dan Eddie Surya Samudra, yang membeli jaringan waralaba biro travel TX Travel sejak 2009. Tiga bersaudara ini kerap mendampingi rombongan wisatawan ke sejumlah negara dan berbelanja aneka suvenir.

Eddie menuturkan, suvenir kualitas terbaik diimpor langsung dari Tiongkok, sementara sebagian buah tangan bermutu lebih rendah dibuat di Indonesia. Ia menjamin suvenir kualitas premium di tokonya sama persis dengan yang biasa dibeli wisatawan di luar negeri. Jika kita berkunjung ke berbagai destinasi wisata dunia, nyaris seluruh suvenir yang dijual memang buatan Tiongkok dengan label ”Made in China”.

Cara lain yang lebih efisien berbelanja oleh-oleh mancanegara adalah melalui online shop alias toko virtual. Salah satu toko virtual yang fokus menjual kaus bertuliskan nama-nama negara adalah Meameyshop.com milik Chairullah Mukmin, warga Jakarta. Di tokonya ini, Chairullah menyimpan stok kaus 20 negara. Menurut dia, biasanya, permintaan tinggi kaus negara tertentu dipengaruhi pula dengan sedang maraknya tiket promo wisata ke negara tersebut.

Chairullah memiliki pemasok sendiri, yang menurut dia diproduksi di dalam negeri. Terkadang, ia juga memesan kaus sesuai gambar sablon yang diinginkan pelanggan dengan batas minimum pemesanan. Kini, pelanggannya pun dari Aceh hingga Papua dengan omzet bulanan puluhan juta rupiah.

Oleh-oleh bagi orang Indonesia, bagaimanapun, bisa dimaknai sebagai salah satu bentuk berbagi kebahagiaan. Kebahagiaan yang dibawa pelancong dari negeri lain. Di Jepang, oleh-oleh semacam yang kita maknai disebut omiyage. Sementara di Filipina dikenal sebagai pasalubong.

KOMPAS/SARIE FEBRIANE Toko Soda di Lantai 1 ITC Mangga Dua, Jakarta, yang spesialis menjual kaus oleh-oleh bertuliskan nama berbagai negara.
Hanya saja, di negeri lain yang mengenal tradisi oleh-oleh tersebut tidaklah lazim orang secara terbuka menagihnya. Karena itu, tak heran dalam forum-forum online ekspatriat kerap kita temui pembahasan orang-orang asing yang merasa terheran-heran dengan kebiasaan teman-teman warga Indonesia yang gemar menagih oleh-oleh.

Salah seorang blogger asal Australia yang tinggal di Bali, misalnya, sampai memberikan siasat. Dia tidak memberi tahu siapa pun teman Indonesianya ketika melancong ke luar negeri. Kemudian, sekembalinya ke Indonesia, dia cukup mengaku baru keluar dari rawat inap di rumah sakit.

Barangkali dia belum tahu, oleh-oleh mancanegara tak lagi harus dibeli di luar negeri. Di negeri ini, selalu ada siasat cantik untuk berbagai masalah. (MHF/ROW/SF/EKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com