Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Punya Banyak Kegiatan Wisata, tetapi Minim Informasi

Kompas.com - 14/04/2015, 16:36 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Beragam kegiatan wisata di Indonesia bisa menjadi ajang promosi wisata di daerah tersebut. Indonesia sendiri memiliki banyak kegiatan wisata. Bahkan, Direktur Promosi Dalam Negeri Kementerian Pariwisata, Tazbir menyebutkan pihaknya tengah menyeleksi 240 kegiatan wisata tingkat nasional

Ia menyebutkan Malaysia tahun ini mempromosikan negaranya sebagai destinasi dengan banyak kegiatan wisata. "Malaysia ada 50 event saja sudah percaya diri. Kita punya 240 event nasional, belum lagi event kabupaten dan provinsi," katanya di Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/4/2015).

Tazbir mengakui dengan perubahan kelembagaan di Kementerian Pariwisata, adanya evaluasi atas kegiatan di daerah yang sebelumnya didukung pusat. Namun, kegiatan besar yang sudah direncanakan sejak lama, yaitu saat masih Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tetap dilaksanakan.

"Misalnya Tour de Singkarak, Festival Danau Toba, Toraja (Lovely December), Festival Sabang Regatta," ungkap Tazbir.

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Tazbir juga menuturkan sejak Kementerian Pariwisata fokus pada pemasaran pariwisata, usulan proposal kegiatan wisata dari daerah semakin banyak masuk. "Puluhan event tiap daerah, malah ribuan event kalau semua kabupaten. Tidak mungkin semua diberi pendukungan," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap tiap provinsi bisa melakukan terlebih dahulu seleksi kegiatan wisata setiap kabupaten. Baru kemudian hasil seleksi ini "dinaikkan" ke pusat.

Della Walasary dari Triptrus.com, sebuah marketplace untuk operatur perjalanan, pada kesempatan berbeda, mengungkapkan bahwa informasi mengenai kegiatan wisata yang ada di Indonesia masih kurang banyak. Walaupun ia mengakui ada beberapa pemerintah daerah yang sudah paham potensi wisata. 

"Banyuwangi, yang sudah paham potensi wisata, sudah jauh-jauh hari mengumumkan jadwalnya. Mungkin itu salah satu yang harus dicontoh Dispar (Dinas Pariwisata) di daerah lain," ungkap Della.

Informasi jadwal juga menjadi kendala. Della menuturkan banyak kegiatan yang tidak punya jadwal pasti atau baru dapat diketahui menjelang hari-H. Contohnya Pasola di Sumba, tanggal harus menunggu kepastian adat setempat. "Tapi event-event seperti itu tidak akan kekurangan peminat," katanya.

BARRY KUSUMA Pasola, tradisi perang-perangan dengan menunggang kuda sambil menyerang lawan dengan lembing di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Padahal, lanjut Della, operatur perjalanan tidak kesulitan menjual paket wisata dalam rangka mengunjungi sebuah kegiatan wisata. "Event seperti Cap Go Meh atau Semana Santa di Larantuka, peminatnya banyak," kata Della.

Untuk pembuatan paket pun, menurut Della, tidak terlalu sulit karena para operatur perjalanan bisa kerja sama dengan orang lokal. "Yang susah masih dari sisi harga tiket menuju ke sana dan fasilitas transportasi dan akomodasi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com