Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Ketulusan Hati Promosikan Budaya Indonesia di Eropa

Kompas.com - 01/07/2015, 21:23 WIB

Dalam hitungan sehari status Facebook Pairi Daiza itu di-share 520 kali dan diberi jempol like oleh 2.125 orang.  Komentarnya sangat positif mulai dari kata sanjung magnifique (luar biasa)  hingga ungkapan sniff (mendengus kecewa) ketika tidak bisa hadir karena ada acara pada hari itu juga.

Setelah berakhirnya kegiatan perayaan Saraswati itu, seminggu kemudian langkah promosi budaya selanjutnya adalah tanggal 9 Mei 2015 di Kortemark dan tanggal 10 Mei 2015 di Gent, Belgia yang didukung kuat oleh istri dan ketiga anak saya tersayang.

Ada nilai positif yang saya dapatkan dengan keikutsertaan keluarga. Bersama mereka saya bisa menikmati suasana lain, mengesksplor obyek wisata sekaligus mengedukasi anak-anak betapa penting menanamkan budaya Indonesia yang dikenal karena toleransinya untuk diteladani. Inilah kesempatan emas buat saya, menghindari anak-anak kita agar tidak kecanduan Ipad, wii, xbox 360, PS, video game dan lain lain.

Tahukah pembaca, dalam upaya mempromosikan budaya Indonesia dibutuhkan networking yang baik. Jadi jangan pernah berpikir bahwa setiap event itu selalu mendapatkan imbalan uang. Uang kadang-kadang membawa kesulitan.

Pengalaman pahit yang saya dapatkan, ketika saya baru 3 bulan di Belgia. Saya ditawarkan mengajar gamelan ke Belanda. Saya tidak tahu berapa harus mendapat bayaran. Iseng saya bertanya kepada seorang teman yang "Sok Tahu" dengan menyatakan biaya mengajar itu harus mahal. "Jumlahnya sekian, jangan mau dibohongin. Ini di Eropa titik!" ujar dia dengan muka merah sambil berapi-api.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com