Agus Riyanto (50), salah seorang warga asli Kauman yang juga Sekretaris Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman, menuturkan, Kauman mulai menjadi pusat kampung batik, yang tidak hanya dihuni para kaum, ketika keraton memerintahkan para abdi dalem yang ditugaskan membuat batik tinggal di situ.
”Keraton membutuhkan sandang batik sehingga abdi dalem yang biasa membatik diperintahkan tinggal di Kauman agar lebih dekat dengan keraton. Mulai dari itu kemudian muncul pengusaha-pengusaha batik di Kauman,” kata Agus.
Usaha dan kemampuan membatik secara tradisi diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi hingga sekarang.
Seiring derap usaha batik yang makin bergairah, kehidupan religi warga Kauman tetap terjaga. Saat Ramadhan seperti sekarang, langgar dan masjid diisi beragam kegiatan keagamaan, seperti pengajian, anak-anak yang belajar Al Quran, dan shalat Tarawih. Tatanan nilai Islam yang dianut masyarakat Kauman tetap menjadi napas hidup warga setempat. (ERWIN EDHI PRASETYA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.