Di luar semangat pesta, akaddo bulo juga mengandung makna yang lebih dalam, yakni ajang silaturahim warga dengan sanak keluarga. Tak sedikit warga atau kerabat yang tinggal jauh di luar kota atau bahkan luar pulau datang ke Tama’la’lang demi menghadiri acara ini.
”Ajang silaturahim ini lebih ramai daripada silaturahim saat Lebaran,” ujar Herman Daeng Tinri (48), warga Tama’la’lang lainnya. Ia tahun ini menyiapkan lebih dari 200 potong kaddo bulo untuk menjamu tamu-tamunya.
”Biasanya tak pernah kurang dari 100 orang yang datang ke rumah,” kata Tinri yang mengaku menyiapkan dana sekitar Rp 3 juta untuk keperluan itu.
Narang menambahkan, semangat kebersamaan dan gotong royong warga juga tecermin dalam perayaan ini. ”Ada anggota keluarga yang menyumbang bahan baku seperti kelapa, bambu, daun pisang, dan ketan. Ada pula yang menyumbang tenaga untuk membuat kaddo bulo dan makanan-makanan tradisional lainnya,” katanya. (M Final Daeng)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.