Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dawai-dawai Perahu Perebut Hati

Kompas.com - 17/09/2015, 14:49 WIB
Kecapi Bugis memiliki ukuran jauh lebih kecil ketimbang kecapi Mandar, tetapi kedua dawainya dimainkan di tujuh grip nada. Kecapi Makassar menyerupai kecapi Bugis, tetapi dua senarnya dimainkan di lima grip.

Khusus Makassar yang mengenal tradisi tutur sinrili’, ada kekhasan lainnya. Para pasinrili’ atau penutur sinrili’ hampir pasti piawai memainkan kecapi, tetapi pemain kecapi umumnya tak bisa memainkan keso-keso, instrumen pengiring sinrili’. Daeng Tutu, salah satu pasinrili’ paling dikenal, menuturkan, tradisi tutur kacaping di Makassar jauh lebih cair daripada sinrili’ yang ketat menutur sastra berbahasa Makassar.

”Pakacaping yang piawai adalah mereka yang tangkas membuat syair yang mengikuti kaidah kelong-kelong. Kelong-kelong adalah tradisi berpantun dengan kalimat bersuku kata tertentu, yaitu 8-8-5-8. Pakacaping yang piawai bisa seketika mengolok orang di depannya dengan kelong-kelong yang dinyanyikan bersama iringan kacaping,” tutur Daeng Tutu.

Lentur, laris

Yusri Yusuf (55), pembuat kecapi dari Kampung Pamelakkang Je’ne, Kabupaten Maros, Sulsel, menyebutkan, kacaping selalu dicari orang. Yusri menjadi saksi bagaimana kecapi begitu mengakar dalam keseharian rakyat.

”Saya juga membuat alat musik tradisional lainnya, seperti keso-keso untuk kesenian sinrili’, suling, dan gambus. Namun, yang paling banyak peminatnya adalah kecapi. Bahkan, kecapi masih kerap dipesan oleh sejumlah sekolah menjadi materi pelajaran kesenian tradisi,” ungkap Yusri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com