“Saya bersama warga masyarakat Desa Manubhara bergembira dan bangga atas pengakuan terhadap musik bombardom yang selama ini hilang. Kini dibangkitkan dan dihidupkan kembali oleh masyarakat itu sendiri. Kami siap mempertahankan dan terus melestarikan musik tradisional ini,” jelasnya.
Ketua Lembaga Pengembangan Pariwisata Kampung Tololela, Valentinus Pedhu kepada KompasTravel mengungkapkan, pengakuan dari Rekor Muri terhadap musik tiup tradisional Bombardom sebagai cambuk bagi masyarakat di Desa Manubhara untuk terus dikembangkan dan dipertahankan serta dilestarikan di masa akan datang.
“Hari ini saya senang, bangga dan gembira karena musik yang diwariskan leluhur dihidupkan kembali dan diakui oleh lembaga resmi di Indonesia. Penghargaan ini memberikan semangat bagi warga masyarakat untuk terus memainkan musik ini di Kampung Tololela,” ungkapnya.
Direktur Yayasan Indecon Indonesia, Ary S Suhandi menjelaskan, data yang mereka himpun selama ini adalah jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Kampung Adat Bena per tahun adalah 13.000 pengunjung. Sementara kunjungan wisatawan asing dan domestik di Kampung adat Tololela dan Gurusina adalah 1.470 orang.
Suhandi menjelaskan, saat ini jumlah kunjungan wisatawan asing dan nusantara ke Kampung Adat Tololela yang didampingi Indecon dengan program Infestnya akan terus meningkat di mana salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke kampung ini dengan trekking dari Kampung Bena.