Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Waktu Terbaik Untuk Hunting Aurora Borealis?

Kompas.com - 03/10/2015, 19:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Aurora Borealis adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet. Pancaran cahaya yang berwarna-warni di langit tersebut dapat dilihat di bagian utara dan selatan bumi.

Salah satu tempat yang dapat dikunjungi untuk menikmati Aurora Borealis adalah Desa Rovaniemi di Finlandia. Wisatawan dapat menyaksikan fenomena alam dan dapat juga mendokumentasikan dengan kamera. Namun kapan waktu terbaik untuk menikmati Aurora Borealis?

Waktu terbaiknya adalah pada bulan Desember hingga Februari. Lebih baik karena cuaca sudah lebih dingin,” Vice Presiden Commercial Dwidayatour, Hendri Yapto kepada KompasTravel di sela-sela acara Dwidayatour Carnaval 2015 di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (2/10/2015) sore.

Untuk menikmati Aurora Borealis, lanjut Hendri, sebenarnya dapat dimulai dari bulan Oktober hingga Maret. Namun pada bulan Desember hingga Februari, cahaya akan dapat memendar sempurna di salju.

“Untuk dapat melihatnya harus bebas polusi. Spot terbaiknya ke utara di atas lintang semakin bagus,” katanya.

Ia juga mengatakan untuk menikmati fenomena Aurora Borealis, total waktu minimal terbaik adalah empat hari. Waktu tersebut merupakan ideal untuk berburu Aurora Borealis.

"Cukuplah empat hari. Kalau tidak dapat di hari pertama, kan masih ada cadangan waktu," katanya.

Rovaniemi yang berada di utara Finlandia dan sebagian wilayah Finlandia berada di lingkaran kutub utara. Rovaniemi dapat dicapai dari berbagai wilayah seperti Helsinski, Oslo, dan Norwegia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com