Joko mengamini bahwa menjaga sendiri menara adalah perjuangan berat memenuhi amanah tugas. Pada masa lalu, mendirikan menara juga tentu bukan tugas mudah demi memperlancar lalu lintas kapal-kapal dari dan ke Jakarta lewat Sebira. Pendar cahaya putih menara tersebut saat malam bukan sekadar memandu kapal, melainkan juga sinyal ada kehidupan di nusa juga utara nun jauh di pelupuk cakrawala.
Jika sempat, datanglah dan sapalah kehidupan di sana. Nikmatilah dan kagumi menara renta itu sebelum struktur bersejarah tersebut roboh karena diabaikan. (AMBROSIUS HARTO)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Oktober 2015, di halaman 27 dengan judul "Menara Cahaya di Pelupuk Cakrawala".