Pintu gerbang Alhambra begitu kokoh dan tebal. Wajar saja karena pada zaman dahulu sering terjadi perebutan wilayah yang harus diawali dengan peperangan.
"Ayo cepat masuk, raja sudah menunggu kedatangan kita," canda Daniele kepada peserta yang masih sibuk motret sana motret sini.
Memasuki pintu gerbang, pengunjung Alhambra terbilang sepi. Namun saat tiba di dalam, ternyata destinasi wisata ini sudah dipenuhi wisatawan.
Menurut Daniele, pengunjung Istana Alhambra sengaja dibatasi agar tidak membeludak. "Sekitar 8.000 wisatawan mengunjungi Alhambra setiap hari," sambung Daniele.
Ada yang sibuk berfoto, ada yang duduk-duduk di taman. Semua mata memandang kagum terhadap obyek wisata di Spanyol selatan ini.
Suara pemandu wisata dalam bahasa Korea dan Jepang saling bersahut-sahutan. Menurut Daniele, wisatawan Asia mulai ramai datang ke Granada. "Makanya di Granada ada guide khusus bahasa Korea dan Jepang," katanya.
"Lima besar penyumbang turis mancanegara adalah Perancis, Jepang, Amerika Serikat, Inggris dan Jerman," kata Cárcel Baja, dari Badan Pariwisata Granada.
Kembali ke Alhambra, memasuki istana ini, tataplah setiap dinding yang dilewati, betapa dinding itu memiliki arti dengan tulisan Arab.
"Warna-warna yang hadir melambangkan kehidupan menurut Alquran. Ada warna merah untuk darah, hijau untuk bumi dan tanaman, biru untuk langit, ditambah warta emas melambangkan kekayaan," sambung Daniele.
Hal yang menarik dalam Istana Alhambra adalah adanya hausyus sibb atau taman singa yang dikelilingi pilar-pilar marmer.
Penjagaan di taman singa terlihat begitu ketat. Petugas benar-benar membatasi jumlah wisatawan yang ingin mendekati taman singa itu. Sesuatu yang wajar, wisatawan begitu penasaran.