Kakaban Trip saat ini melayani 100-200 orang tamu setiap bulan, yang mayoritas merupakan turis dalam negeri. Selain kantor utama di Balikpapan, Malik juga membuka satu kantor perwakilan di Jakarta. Semula Malik hanya mempekerjakan satu karyawan. Kini, ia dibantu 10 karyawan tetap dan 15-20 orang pemandu lokal lepas.
Dalam menjalankan bisnis, Malik juga mengusung misi pemberdayaan masyarakat di lokasi wisata. Dengan demikian, masyarakat di kawasan itu turut menikmati ”kue” ekonomi dari aktivitas wisata. Salah satu caranya dengan memakai tenaga dan sumber daya lokal dalam urusan transportasi, logistik, dan akomodasi.
Malik juga merekrut dan membina warga lokal untuk menjadi pemandu wisata. ”Semula, saya ajak mereka ikut melihat dan belajar keterampilan saat memandu tamu. Setelah satu-dua kali kesempatan dan terlihat sudah menguasai, saya lepas sepenuhnya kepada mereka untuk memandu tamu sendiri,” katanya.
Jaga lingkungan
Malik juga berupaya menjaga lokasi wisata agar tidak rusak akibat kegiatan pariwisata. Wisatawan, misalnya, selalu diminta membawa botol minuman sendiri. Dengan demikian, tidak mengandalkan air mineral pabrikan.
”Jika tamu tak membawa wadah minum sendiri, kami sediakan. Selama perjalanan, kami membawa air galon untuk kebutuhan isi ulang minum,” ujarnya.
Kakaban Trip saat ini membuka paket wisata ke sekitar 20 daerah di kawasan timur Indonesia. Beberapa tujuan populer antara lain Derawan, Wakatobi, Pulau Komodo, dan Raja Ampat.
Hingga kini, Malik masih mengeksplorasi tempat-tempat baru yang berpotensi menjadi destinasi wisata. ”Hampir setiap bulan saya pergi untuk survei lokasi-lokasi baru,” katanya.
Saat ini, ia sudah mengantongi empat calon lokasi untuk dimasukkan ke dalam daftar kunjungan Kakaban Trip. Keempat lokasi itu, yakni Labengki di Sulawesi Tenggara, Banggai Laut di Sulawesi Tengah, Adonara di Nusa Tenggara Timur, serta Tanimbar di Maluku.
”Dalam waktu dekat akan kami luncurkan paket wisata ke daerah-daerah tersebut,” katanya.