Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 22/01/2016, 12:25 WIB
EditorI Made Asdhiana

Fungsi lengkungan di sekitar candi tenyata berfungsi untuk pelindung guna mencegah erosi yang dapat menyebabkan kerusakan pada candi. Terlihat beberapa jenis tanaman lumut tumbuh di sekitar batu-batu cadas.

Memasuki wilayah barat komplek candi, ada sebuah tempat pertapaan yang disebut Wihara. Bentuknya berupa sebuah ruangan yang terbuat dari batu pada tebing yang yang dipahat, ruangan Wihara tersebut tidak terlalu luas namun dilengkapi lubang kecil yang berfungsi sebagai sirkulasi udara.

Kemungkinan, pada zaman dulu tempat ini digunakan sebagai tempat meditasi. Selain pemandian, pancuran air, Wihara, komplek Candi Gunung Kawi dilengkapi pula dengan tempat
pertapaan yang bernama Geria Penanda dan juga gapura.

Suasana sekitar wisata Gunung Kawi yang tenang dan sejuk memang sangat pas dijadikan tempat rekreasi, meditasi atau sekedar bersantai melepas lelah. Tempat ini telah menjadi situs purbakala yang dilindungi, namun tetap difungsikan oleh warga setempat sebagai tempat peribadatan agama Hindu sampai saat ini.

Asal mula nama candi Gunung Kawi adalah gunung yang berarti gunung dan kawi yang berarti pahatan. Nama ini memang sesuai dengan keadaan candi yang dibuat dari batu tebing di pegunungan dengan cara dipahat.

Penemuan situs Candi Gunung Kawi pertama kali ditemukan oleh peneliti asal Belanda pada tahun 1920. Sejak saat itu, terus dilakukan penelitian terkait situs purbakala Candi Gunung Kawi.

Menurut penelitian, diketahui bahwa candi ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Udayana hingga pemerintahan anaknya bernama Anak Wungsu, tepatnya pada abad ke-11.

BARRY KUSUMA Candi Gunung Kawi di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Raja Udayana merupakan salah satu raja yang cukup terkenal pada masanya. Raja Udayana berasal dari Dinasti Marwadewa dan kemudian menikah dengan seorang puteri dari Jawa bernama Gunapriya Dharma Patni. Dari pernikahannya tersebut, Raja Udayana memperoleh keturunan 2 orang anak yang diberi nama Erlangga dan Anak Wungsu.

Salah satu sumber yang menunjukkan Candi Gunung Kawi dibangun pada masa Raja Udayana ialah tulisan yang terpahat di pintu-semu. Dari tulisan ini, peneliti dapat menyimpulkan dan menafsirkan tentang keberadaan candi.

Candi Gunung Kawi terletak sekitar 40 km dari kota Denpasar, dapat ditempuh menggunakan mobil atau motor selama 1 jam. Namun, jika dari Gianyar hanya perlu waktu setengah jam saja untuk bisa sampai ke lokasi atau berjarak sekitar 21 km. Pilihan transportasi lainnya, anda bisa menggunakan angkutan umum seperti bus, taksi atau mobil travel. (BARRY KUSUMA)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+