Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Sakral Hingga Pulau Tanpa Nyamuk, Keelokan Kepulauan Banyak

Kompas.com - 04/02/2016, 16:11 WIB
PAGI itu, perahu motor yang akan mengantar saya beserta rombongan menuju Kepulauan Banyak telah menunggu di dermaga. Setelah sehari sebelumnya, delapan jam sudah perjalanan dari Bandara Kualamu, Medan, Sumatera Utara, menuju Kabupaten Aceh Singkil melalui jalur darat yang cukup menguras tenaga.

Sesampai kami di Aceh Singkil sudah malam. Saat itu, kami disambut hangat dengan gelaran tarian Dampeng, yang bermaksud sebagai tarian penyambutan tamu-tamu yang singgah di Kabupaten Aceh Singkil ini.

Perlahan, anak buah kapal mulai melepaskan ikatan tali yang terikat di bibir dermaga. Jangkar mulai naik, deru kapal semakin cepat melintasi perairan lautan. Batas air laut berwarna biru dan cokelat tampak terlihat. Air cokelat yang bermuara ke Aceh Singkil berasal dari sungai Alas yang hulunya pegunungan Leuzer.

Mungkin karena kurangnya istirahat selama kemarin, selama tiga jam terayun di atas kapal, kami tertidur pulas. Tak lama deru kapal motor mulai perlahan membangunkan kami, lanskap kehidupan pesisir mulai tampak di mata kami.

Sendy Aditya Saputra Pulau Balai di Aceh Singkil
Keramba, perahu-perahu kecil yang melintas, masjid dan rumah-rumah yang berjajar di sepanjang bibir pulau mulai terlihat. Burung elang laut seakan berputar di atas kapal menyambut kami hingga bersandar di Pulau Balai.

Usai menaruh barang dan makan siang di Homestay Nanda, sesekali kami melihat anak-anak pulang sekolah di antar orangtuanya menggunakan perahu kecil yang melintas di depan kami. Homestay Nanda bisa jadi pilihan menginap dengan tarif per malamnya mulai dari Rp 80.000 sampai Rp 200.000.

Selain itu, tampak beberapa anak-anak kecil yang mencoba peruntungannya dengan memancing ikan-ikan kecil di bibir dermaga.

Segelas kopi yang menghangatkan tubuh dan beberapa candaan yang mengundang tawa teman-teman terasa cukup mengawali hari yang indah untuk memulai menjelajahi keelokan Kepulauan Banyak ini.

Pukul 13.00 WIB, deru kapal motor kami mulai meninggalkan pulau Balai, Selama 45 menit perjalanan menuju destinasi pertama yang akan kami datangi yakni Pulau Panjang sungguh tak terasa.

Kepulauan Banyak memang terdiri dari gugusan pulau-pulau yang mempunyai luas keseluruhan 27.196 hektare yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia di sebelah ujung barat pulau Sumatera.

Nah, dari 86 pulau yang tersebar di Kepulauan Banyak, salah satunya adalah Pulau Panjang yang menjadi destinasi pertama yang kami kunjungi. Disebut Pulau Panjang memang karena bentuknya yang memanjang dibandingkan pulau-pulau lain di sekitarnya.

Pasir putih yang terhampar dan terumbu karang yang sungguh terjaga kelestariannya membuat saya dan teman-teman asyik menjelajahi setiap sisi di pulau ini. Usai mengabadikan lanskap pulau tak lupa kamera underwater akhirnya keluar dari tas saya.

Sendy Aditya Saputra Pulau Panjang di Aceh Singkil
Walaupun dari permukaan tampak banyak ubur-ubur mini, tetapi kejernihan air laut di sekitar bibir pantai Pulau Panjang dan cantiknya terumbu karang terasa menghipnotis untuk tetap snorkeling.

Alhasil, rasa sedikit gatal di badan akibat sengatan ubur-ubur mini tak terasa, terobati oleh keindahan terumbu karang dan ikan-ikan di sini.

Banyaknya pulau yang kami kunjungi di sini seperti Pulau Asok. Asok dalam bahasa setempat berarti asap. Konon dahulu Pulau Asok ada sebuah makam pemuka agama Islam yang dikuburkan di sini dan kuburannya mengeluarkan asap.

Hingga saat ini kuburan tersebut masih ada, tetapi sudah tak mengeluarkan asap lagi. Menurut orang-orang di sekitar kepulauan Banyak, dulunya tak ada orang yang berani singgah di pulau ini karena takut dan sakral.

Lalu Pulau Tailana, di sini terdapat resor. Karena kesederhanaan penginapan tersebut, ada banyak wisatawan mancanegara singgah lama di sini.

Pulau yang eksotis dan beragam hiburan yakni surfing dan snorkeling membuatnya menjadi salah satu pulau primadona di Kepulauan Banyak. Bahkan yang menarik lagi tidak ada nyamuk seperti di pulau-pulau lain.

Sendy Aditya Saputra Senja di Pulau Panjang, Aceh Singkil
Hari mulai senja, rona merah yang tergambar di langit mulai tampak dan sang mentari bersiap mulai mengakhiri tugasnya di hari ini. Kami pun bersiap mencari spot sunset di sekitar Pulau Panjang. Sang kapten kapal mulai mencari titik daratan agar perahu yang kami tumpangi dapat bersandar.

Walaupun tak dapat momentum bulatnya matahari yang tengah merah merona karena tertutup awan, tetapi alam berkata lain. Awan-awan tipis terbias cahaya matahari berpadu birunya langit menjadi lembayung senja yang luar biasa.

Shutter kamera tak henti-hentinya saya tekan, seperti tak mau kehilangan momentum yang indah ini. Sesekali mengabadikan gambar teman-teman tengah berpose cantik berlatar belakang senja.

Sungguh rasa lelah berjam-jam untuk sampai di Kepulauan Banyak tarbayar sudah. Manusia hanya dapat berusaha untuk bisa dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan alam semesta. Ketika manusia sudah berusaha untuk berinteraksi, alam pun akan welas asih kepada manusia dengan menebar pesonanya untuk diabadikan dalam lukisan cahaya. (Sendy Aditya Saputra)

Untuk foto-foto memesona lainnya dari Kepulauan Banyak, klik di Galeri Foto: "Tersihir Senja Indah di Banyak"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com