Sesampai kami di Aceh Singkil sudah malam. Saat itu, kami disambut hangat dengan gelaran tarian Dampeng, yang bermaksud sebagai tarian penyambutan tamu-tamu yang singgah di Kabupaten Aceh Singkil ini.
Perlahan, anak buah kapal mulai melepaskan ikatan tali yang terikat di bibir dermaga. Jangkar mulai naik, deru kapal semakin cepat melintasi perairan lautan. Batas air laut berwarna biru dan cokelat tampak terlihat. Air cokelat yang bermuara ke Aceh Singkil berasal dari sungai Alas yang hulunya pegunungan Leuzer.
Mungkin karena kurangnya istirahat selama kemarin, selama tiga jam terayun di atas kapal, kami tertidur pulas. Tak lama deru kapal motor mulai perlahan membangunkan kami, lanskap kehidupan pesisir mulai tampak di mata kami.
Usai menaruh barang dan makan siang di Homestay Nanda, sesekali kami melihat anak-anak pulang sekolah di antar orangtuanya menggunakan perahu kecil yang melintas di depan kami. Homestay Nanda bisa jadi pilihan menginap dengan tarif per malamnya mulai dari Rp 80.000 sampai Rp 200.000.
Selain itu, tampak beberapa anak-anak kecil yang mencoba peruntungannya dengan memancing ikan-ikan kecil di bibir dermaga.
Segelas kopi yang menghangatkan tubuh dan beberapa candaan yang mengundang tawa teman-teman terasa cukup mengawali hari yang indah untuk memulai menjelajahi keelokan Kepulauan Banyak ini.
Pukul 13.00 WIB, deru kapal motor kami mulai meninggalkan pulau Balai, Selama 45 menit perjalanan menuju destinasi pertama yang akan kami datangi yakni Pulau Panjang sungguh tak terasa.
Kepulauan Banyak memang terdiri dari gugusan pulau-pulau yang mempunyai luas keseluruhan 27.196 hektare yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia di sebelah ujung barat pulau Sumatera.
Nah, dari 86 pulau yang tersebar di Kepulauan Banyak, salah satunya adalah Pulau Panjang yang menjadi destinasi pertama yang kami kunjungi. Disebut Pulau Panjang memang karena bentuknya yang memanjang dibandingkan pulau-pulau lain di sekitarnya.
Pasir putih yang terhampar dan terumbu karang yang sungguh terjaga kelestariannya membuat saya dan teman-teman asyik menjelajahi setiap sisi di pulau ini. Usai mengabadikan lanskap pulau tak lupa kamera underwater akhirnya keluar dari tas saya.
Alhasil, rasa sedikit gatal di badan akibat sengatan ubur-ubur mini tak terasa, terobati oleh keindahan terumbu karang dan ikan-ikan di sini.
Banyaknya pulau yang kami kunjungi di sini seperti Pulau Asok. Asok dalam bahasa setempat berarti asap. Konon dahulu Pulau Asok ada sebuah makam pemuka agama Islam yang dikuburkan di sini dan kuburannya mengeluarkan asap.
Hingga saat ini kuburan tersebut masih ada, tetapi sudah tak mengeluarkan asap lagi. Menurut orang-orang di sekitar kepulauan Banyak, dulunya tak ada orang yang berani singgah di pulau ini karena takut dan sakral.
Lalu Pulau Tailana, di sini terdapat resor. Karena kesederhanaan penginapan tersebut, ada banyak wisatawan mancanegara singgah lama di sini.
Pulau yang eksotis dan beragam hiburan yakni surfing dan snorkeling membuatnya menjadi salah satu pulau primadona di Kepulauan Banyak. Bahkan yang menarik lagi tidak ada nyamuk seperti di pulau-pulau lain.
Walaupun tak dapat momentum bulatnya matahari yang tengah merah merona karena tertutup awan, tetapi alam berkata lain. Awan-awan tipis terbias cahaya matahari berpadu birunya langit menjadi lembayung senja yang luar biasa.
Shutter kamera tak henti-hentinya saya tekan, seperti tak mau kehilangan momentum yang indah ini. Sesekali mengabadikan gambar teman-teman tengah berpose cantik berlatar belakang senja.
Sungguh rasa lelah berjam-jam untuk sampai di Kepulauan Banyak tarbayar sudah. Manusia hanya dapat berusaha untuk bisa dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan alam semesta. Ketika manusia sudah berusaha untuk berinteraksi, alam pun akan welas asih kepada manusia dengan menebar pesonanya untuk diabadikan dalam lukisan cahaya. (Sendy Aditya Saputra)
Untuk foto-foto memesona lainnya dari Kepulauan Banyak, klik di Galeri Foto: "Tersihir Senja Indah di Banyak"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.