“Kadang yang ke sini juga ada wisatawan bule untuk coba buat gerabah. Ya, kita di sini memang mata pencariannya dari membuat gerabah dan dijual ke warung-warung. Tambahannya dari tamu-tamu yang datang saja,” jelas perempuan yang bisa menghasilkan 30 gerabah per harinya itu.
Ia menjelaskan, kadang wisatawan mancanegara maupun lokal datang ke Galeri Komunitas milik Supoyo yang terletak tepat di samping rumahnya. Di sana, menurut Saroyah, kerap dijadikan tempat wisatawan mancanegara belajar membuat gerabah.
"Kalau ngobrol sama bule, ngobrolnya pake bahasa isyarat. Kalau sudah gak mengerti bilang I'm sorry. Mau belajar bahasa Inggris sudah tua," ungkap Saroyah saat ditanya tentang komunikasi dengan wisatawan mancanegara saat menjelaskan pembuatan grabah.
Potensi desa wisata
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo saat dihubungi KompasTravel mengatakan, Dusun Klipoh ini merupakan bagian dari klaster pariwisata di sekitar Candi Borobudur. Dusun Klipoh di Desa Karanganyar, lanjut dia, termasuk ke dalam 20 klaster pariwisata yang mengandalkan keterampilan industri.
"Potensinya kembali keunikan wisata gerabah, keunikan itu yang menjadi daya tarik. Kalau punya inovasi bisa menjadi keunikan daya tarik untuk wisatawan," jelasnya.
Prasetyo mengakui paket-paket wisata desa-desa di dalam klaster pariwisata seperti Dusun Klipoh masih belum maksimal. Ia menyebutkan, antardesa belum maksimal dalam menjual paket wisata.
"Yang paling maju itu, baru Desa Candirejo karena ada paket wisata homestay, kuliner, budaya, dan keliling desa naik andong. Sebenarnya, desa wisata bisa jadi alternatif ketika mengunjungi Candi Borobudur karena bisa melihat kearifan lokal, budaya, dan kehidupan sehari-hari. Jadi tak cuma melihat candi, " tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.