Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Keindahan Tarian Gagang Bayam di Danau Limboto

Kompas.com - 24/03/2016, 15:06 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Serombongan burung berwarna putih-hitam dengan kaki panjang kecil merah muda terbang rendah dan mendarat di permukaan yang dangkal. Segera saja riuh dimulai.

Sekumpulan burung ini adalah gagang bayam (Himantopus himantopus), banyak ditemukan permukaan Danau Limboto yang dangkal dengan suara yang bersahutan. Seakan mereka memanggil yang lain untuk menikmati renyahnya anak kepiting mungil di lumpur.

Kaki merah mudanya panjang, seperti pasangan menari di atas permukaan air, beriring suara khasnya.

Danau Limboto yang memiliki luas 2500 hektar adalah rumah bagi burung ini. Lumpur yang sepanjang tahun digelontorkan sungai-sungai yang bermuara di sini menyediakan hidupan liar untuk dimangsa.

Sungai Ritenga, Alopohu, Marisa, Meluopo, Biyonga, Bulota, Talubongo dan sungai-sungai kecil dari sisi selatan seperti Olilumayango, Ilopopala, Huntu, Hutakiki, dan Langgilo bermuara di danau.

Seluruh sungai ini berasal dari perbukitan di wilayah kabupaten Gorontalo, karena 70 persen luas danau berada di daerah ini, dan sisanya masuk Kota Gorontalo. Di wilayah Kota Gorontalo inilah mengalir sungai Tapodu yang yang membawa air Danau Limboto ke luar.

Sepasang atau dalam kelompok kecil gagang bayam sering ditemukan di danau ini, namun pada bulan Juni-Juli jumlahnya berlimpah seakan terasa sesak danau ini menampungnya. Mereka juga banyak ditemukan di sawah-sawah yang digenangi air atau di sungai yang banyak lumpurnya.

Gagang bayam yang tingginya 37 centimeter oleh sebagian nelayan danau disebut sebagai burung Lilimu (sama dengan nama ikan kecil) adalah jenis burung air yang menyukai lahan basah.

Bersama burung air lainnya seperti kuntul kecil (Egretta garzetta), kuntul besar (Egretta alba), cangak merah (Ardea purpurea), blekok sawah (Ardeola speciosa) dan itik benjut (Anas gibberifrons). Satwa ini menikmati ikan-ikan kecil di perairan danau Limboto yang dangkal sepanjang hari.

Keberadaan burung gagang bayam ini masih menyisakan berdebatan apakah termasuk burung migran atau residen (menetap), demikian juga dengan spesiesnya, masih ada yang menganggap hanya satu dan yang lain lebih dari itu.

“Kalau menurut Birdlife, gagang bayam itu hanya satu spesies, sementara pendapat Wetland ada dua spesies, dengan tambahan Himantopus leucochepalus” kata Panji Ahmad Fauzan, staf Biodiversitas Burung Indonesia.

Rosyid Azhar Kumpulan gagang bayam di danau Limboto yang sedang menikmati berlimpahnya makanan
Situs kutilang.or.id yang menulis burung ini mengatakan gagang bayam timur berbiak di Indonesia sampai Australia dan Selandia Baru, namun pada musim dingin bermigrasi ke Sunda Besar, Sulawesi sampai Filipina.

Pada gagang bayam belang, persebarannya mulai dari Eropa sampai Afrika sub-Sahara dan Madagaskar ke timur sampai di Asia Tengah, India, Tiongkok, Indochina dan Taiwan.

Situs ini mencatat burung gagang bayam di Indonesia berbiak di Sumatera bagian utara. Ini menunjukkan masih minimnya informasi tentang gagang bayam di Indonesia. Padahal ada beberapa laporan yang menyatakan temuan sarang gagang bayam di daerah lain.

Panji juga menjelaskan ada sebagian orang yang menganggap burung ini adalah burung migran dari utara, yang terbang ke arah belahan bumi selatan saat di daerah berbiaknya sedang dilanda musim dingin. Makanan sulit didapat, sehingga mereka mencari tempat yang lebih hangat untuk mengembangkan ruang hidupnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com