Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Jadikan Durian "Kambing Hitam" Berbagai Penyakit, Simak Tips Ini...

Kompas.com - 04/04/2016, 10:22 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak yang takut mengonsumsi durian karena alasan kolesterol, lemak jahat dan pemicu penyakit lainnya. Padahal menurut peneliti, durian sendiri tidak mengeluarkan zat lemak berbahaya.

"Secara ilmiah durian tidak menghasilkan lemak yang berbahaya," ujar Reza, dari Yayasan Durian Nusantara yang merupakan salah satu peneliti dan penggiat konservasi durian, dalam acara talkshow di Pesta Durian 2016 Mall Artha Gading, Sabtu (2/4/2016).

Reza memaparkan, lemak jahat yang terkandung di dalam diri manusia mayoritas berasal dari hewan berkaki empat. Durian memang mengandung beberapa zat yang kurang baik jika dikonsumsi oleh anak-anak maupun orang dewasa secara berlebihan.

Menurut Reza, selama ini orang-orang mengatakan durian sumber penyakit, sumber kolesterol, darah tinggi dan yang lainnya. "Padahal durian tidak bisa menimbulkan penyakit tersebut," katanya.

Selama ini orang-orang yang mendapat efek buruk dari durian tersebut karena beberapa sebab. Pertama, durian memang tidak untuk dikonsumsi dalam jumlah banyak sekaligus.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Durian terong asal Rancamaya, Bogor.
Mereka yang berlebihan mengonsumsi durian akan pusing karena kolesterol yang sudah ada dalam dirinya akan naik. "Durian tidak bisa jadi penyebab, namun bisa menambah kadar kolesterol maupun darah tinggi jika dimakan berlebihan," ujar Reza.

Kedua, ketika memakan durian dalam jumlah banyak, orang tersebut tidak sedang dalam kondisi baik. Reza menyebutkan, berbagai kondisi tidak baik dapat mempengaruhi ketika mengonsumsi durian, seperi sedang kelelahan, masuk angin, pusing, dan lain-lain.

Ketiga, sambung Reza, sebelum mengonsumsi durian, orang tersebut telah mengonsumsi makanan yang memicu penyakit atau naiknya kadar zat berbahaya dalam tubuh. Seperti mengonsumsi sate kambing dalam jumlah banyak, alkohol dan yang lainnya.

"Durian memang mengandung alkohol alami yang kadarnya berbeda beda. Durian merah memiliki kadar alkohol yang paling sedikit bahkan nyaris tidak ada. Sehingga sangat aman untuk dikonsumsi anak-anak," kata Reza.

Menurutnya, durian merah memang salah satu durian yang paling menyehatkan. Pada zaman kerajaan bahkan durian indukan asal Kalimantan tersebut menjadi obat bagi raja. Untuk yang terlanjur makan durian dalam keadaan kurang baik, atau memang sengaja karena sangat ingin memakannya.

KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES Pengunjung Pesta Durian di pelataran Mal Artha Gading, Jakarta Utara, Minggu (3/4/2016). Panitia menyediakan berbagai jenis durian unggul dari 14 daerah di Indonesia.
Dia menyarankan memakan juga obat penawarnya, yaitu buah manggis. Setelah makan durian sediakan manggis minimal tiga buah untuk menetralkan. Selain itu bisa juga meminum air yang dituangkan di dalam kulit durian.

Pasalnya, lilin-lilin yang terdapat di kulit dalam durian tersebut akan membantu menetralkan bau durian dan menurunkan rasa pegal di leher belakang akibat berlebihan makan durian.

Reza memberikan saran bagi yang masih takut untuk mengonsumsi durian agar mencoba durian saat masih segar, belum lama jatuh dari pohon. "Juga perhatikan kondisi tubuh saat makan durian. Jangan jadikan durian sebagai kambing hitam berbagai penyakit," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com