Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi Ayam Legendaris dari Semarang, Mirip Nasi Liwet Solo

Kompas.com - 12/04/2016, 19:04 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Jika Solo mempunyai nasi liwet, ternyata Semarang juga punya kuliner serupa tetapi sedikit berbeda. Hidangan ini dikenal dengan nama nasi ayam.

Bila nasi liwet Solo menggunakan kuah areh, hidangan ini menggunakan kuah opor berwarna kuning. Selain itu, rasa sayur labunya lebih manis.

Kuliner nasi ayam ini cukup mudah ditemukan di Semarang pada malam hari. Biasa dujual di pusat kuliner, hingga tenda sederhana pinggir jalan. Salah satu yang tersohor adalah Nasi Ayam Bu Widodo, yang sudah berjualan sejak 1994 di area kuliner Simpang Lima.

Tampilan penjualnya seperti penjual gudeg Jogja, ibu-ibu yang berdagang dikelilingi panci-panci besar berisikan paket komplit hidangan tersebut. Pengunjung pun menyantapnya di atas tikar-tikar yang dijejerkan sekitar pedagang tersebut.

Lengkap dengan potongan telur rebus berbumbu, tahu opor, sayur labu manis dengan krecek, dan suwiran ayam, lalu diguyur kuah opor kuning. Untuk yang mau menambahkan lauk, Anda bisa memilih aneka bagian ayam seperti sate telur, sate usus, opor daging paha, dada, kepala, dan sayap ayam.

KompasTravel pun memesan satu porsi nasi ayam tersebut lengkap dengan tambahan lauk dada ayam. Nasinya menggunakan bumbu santan dan rempah seperti daun salam dan serai layaknya nasi liwet. Sayur labuh siam memang terasa lebih manis, ada tambahan potongan krecek di dalamnya.

Bu Widodo mengatakan hanya menggunakan ayam kampung untuk lauknya, karena resep tersebut sudah ada sejak dahulu. Jika diganti dengan ayam potong, dikhawatirkan akan merubah cita rasanya.

Untuk yang suka pedas dapat menambahkan sambal khas nasi ayam. Sambalnya merupakan cabai rawit yang direbus menggunakan aneka bumbu. Cabainya berbentuk butiran utuh namun sangat lembut karena telah direbus, tentu juga pedas terasa dan sedikit gurih.

“Dimakannya lengkap sama semuanya dalam satu suapan, nasi, ayam, labu, krecek, dan telurnya, biar makin terasa enaknya,” ujar Lin, anak bu Widodo sebagai pewaris warung tersebut, kepada KompasTravel, Senin (11/4/2016).

Bu Widodo sang pemilik kini sudah tidak lagi berjualan langsung. Ia yang sudah berusia 65 tahun hanya mendampingi empat anaknya yang berjualan. Sekali-kali tangannya yang masih lincah membantu mencacah ayam untuk bahan hidangannya tersebut. Kini kuliner legendaris tersebut diwariskan ke empat anaknya.

Nasi Ayam Bu Widodo buka mulai pukul 17.00 hingga pukul 23.00 WIB. Pada jam makan malam, warung ini dipenuhi para pembeli hingga pukul 22.00 WIB.

Mereka bahkan rela tetap memesan walau tidak kebagian alas tikar. Pembeli memang menyantapnya dengan cara duduk di bawah (lesehan) beralaskan tikar yang disediakan.

Lokasinya di ujung area kuliner Simpang Lima Semarang, tepatnya di awal jalan arah Telogorejo diapit hotel Ciputra dan Plaza Simpang Lima. Bu Widodo pun mengatakan pembelinya selain dari Semarang juga banyak dari wisatawan luar Semarang.

Hal ini dipengaruhi oleh hotel yang berada di sampingnya. Pengunjung hotel tersebut mayoritas menyempatkan diri untuk mencoba wisata kuliner tradisional Semarang tersebut.

Bu Widodo menambahkan pada akhir pekan, dalam satu hari ia bisa menghabiskan 20 kilogram nasi dan 25 ekor ayam kampung.

Biaya yang dikeluarkan untuk satu porsi nasi ayam Bu Widodo mulai Rp 10.000 untuk yang tidak menggunakan lauk tambahan, hingga Rp 27.000 untuk yang menggunakan tambahan lauk dada ayam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com