Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak "Meneer" di Kayu Aro

Kompas.com - 18/04/2016, 19:15 WIB

Soemardi (90-an) mengenang saat awal dia menginjakkan kaki di Kayu Aro tahun 1950-an. Lelaki asal Jombang, Jawa Timur, yang beranak pinak di Kayu Aro itu bercerita dengan penuh semangat.

”Saya masih remaja, di sini bekerja membersihkan tanaman yang mengganggu kebun teh. Saya tinggal di barak dan digaji Rp 10, lalu naik Rp 25,” kata Soemardi yang kini tinggal di Desa Sungai Asam, masih di sekitar perkebunan teh Kayu Aro.

Setiap habis gajian, sang administratur yang berkebangsaan Belanda menganjurkan para karyawan berjudi. Akibatnya, gaji mereka ludes di meja judi.

”Karena enggak punya uang, kami diberi pinjaman. Begitu terus-menerus, kami harus bekerja karena punya utang. Kami tak pernah punya uang sampai tak lagi punya pikiran mau kembali ke Jawa.”

Dia kemudian ”naik pangkat” menjadi mandor dengan senjata tongkat kayu yang ujungnya diberi baut besi. Jika ada pemetik daun teh yang melakukan kesalahan, tongkat di tangan Soemardi langsung memukul tangan si pemetik teh.

Di sisi lain, lanjutnya, selain mendapat gaji, dia juga diberi jatah beras, gula, ikan asin, minyak untuk lampu, minyak goreng, susu, kacang hijau, kain, dan teh dari pabrik Kayu Aro.

KOMPAS/CHRIS PUDJIASTUTI Perkebunan teh Kayu Aro di Jambi.
”Orang Belanda pinter bikin kami betah. Kalau mau Lebaran, ada pertunjukan wayang kulit atau wayang orang yang pemainnya, ya, karyawan Kayu Aro,” ujar Soemardi yang pensiun tahun 1980.

Ketika Indonesia mengambil alih perkebunan ini, layar tancap sering diputar sebagai hiburan bagi karyawan. ”Film-film Indonesia yang diputar seperti Ratapan Anak Tiri. Banyak juga film penyuluhan pertanian,” katanya.

Magnet perkebunan teh Kayu Aro belum pudar. Selain hamparan kebun teh dan keindahan alam sekitarnya, kisah-kisah mereka yang pernah tinggal di Kayu Aro juga menarik banyak orang untuk berkunjung.

Legimin menambahkan, beberapa kali kerabat para administratur Belanda berkunjung ke Kayu Aro. Bangunan-bangunan lama yang dipertahankan membuat imajinasi mampu menembus waktu. (CHRIS PUDJIASTUTI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com