Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sate Ajo Ramon Tetap Melegenda, Walau Sang Pelopor Sudah Tiada

Kompas.com - 19/05/2016, 06:08 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

Perjuangan Ramon

“Dulu bapak pernah cerita, mulai bujang kenal dengan usaha sate padang. Pas sekolah di Padang ikut paman bantu-bantu berjualan,” ujar Supriadi kepada KompasTravel.

Setelah itu, lanjut Supriadi, paman lainnya yang melihat pekerjaannya mengajaknya merantau ke Jakarta untuk membuka sate khas Pariaman pertama keluarga tersebut.

Sang ayah pun ikut ke Jakarta. Setelah berumah tangga Ramon mencoba peruntungannya dengan meracik usaha sate sendiri. Ia pun menggunakan pengalamannya untuk membuat racikan bumbu yang baru. Nama Ajo Ramon pun mulai berkumandang sejak tahun 1980 itu.

Perjuangannya dahulu ternyata tak sehalus tekstur sate lidahnya, banyak tantangan terjal menghadang, sempat bangkrut karena kurang modal, dijegal preman, berpindah tempat dan tidak laku. Namun, jerih payahnya berbuah manis hingga generasi-generasi penerusnya.

Supriadi mengatakan sebelum bertemu tempatnya sekarang, sang ayah lalu lalang menjual sate Padang dengan gerobak kecil. Sempat mangkal di beberapa tempat yang kemudian berakhir di Mampang yang saat ini dijadikan pusat dapur sate Ajo Ramon.

“Ketegasan, kedisiplinan, dan kerja kerasnya Almarhum patut diteladani. Mulai disiplin cara masaknya, buka tutup tempat, tata cara manajemen usaha, hingga disiplin tahap demi tahap membuka cabang," ujar Supriadi mengenang sifat-sifat sang pelopor.

Ia pun salah satu anak yang sejak sekolah dasar sudah diperkenalkan kerja disiplin, membantu ayahnya, mulai dari cuci piring, memasak, menyajikan hingga melayani pembeli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com