PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Rustam Effendi menilai budaya yang dipadukan obyek wisata memiliki nilai jual dan bisa menjadi solusi efektif ekonomi daerah itu setelah penurunan sektor timah.
"Kekayaan sumber daya alam Babel terutama timah sudah tak sejaya beberapa periode silam. Suka tidak suka, denyut ekonomi berkah timah sudah tak sederas sebelumnya. Untuk itu, salah satu solusi yakni meningkatkan budaya yang dipadukan obyek wisata bagi perekonomian kita," katanya di Pangkal Pinang, Senin (23/5/2016).
Ia mengatakan, mengacu data tahun 2011, laju pertumbuhan ekonomi sektor migas sebesar 6,40 persen dan pertumbuhan ekonomi tanpa migas sebesar 6,47 persen. Sementara PDRB per kapita penduduk berdasarkan harga berlaku di wilayah ini dengan migas sebesar Rp 23.978.672, sedangkan tanpa migas sebesar Rp 23.475.613.
"Dari kontributornya, yang terbesar adalah sektor tersier terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,18 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 3,27 persen, sektor keuangan real estate dan jasa perusahaan 2,61 persen dan sektor jasa 10,79 persen," ujar Rustam Effendi.
"Untuk itu kita perlu menggali sektor yang bisa menggantikan pertambangan, salah satunya pariwisata. Kita perlu terus memikirkan penajaman sektor pariwisata ini," katanya.
Menurut Rustam Effendi, masyarakat jangan hanya memikirkan mata pencarian pada tambang saja karena perkembangan tambang di Babel sudah mulai melemah.
Masyarakat harus segera mengubah mata pencarian ke bidang pariwisata, karena pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata menetapkan Babel sebagai tujuan wisata utama di Indonesia selain Bali dan Lombok.
"Artinya di Babel ini akan ada perkembangan pariwisata yang sangat cepat. Kami juga oleh pemerintah pusat sudah diperintahkan mencari lahan 500 hektar untuk pembuatan kawasan ekonomi khusus (KEK) wisata dan kami sudah menindaklanjuti dengan membuat tim bersama PT Timah mencari lahan itu," ujarnya.
"Jika dilihat hanya dari destinasi wisatanya, Babel jauh lebih baik dibandingkan Bali dan Lombok. Tapi Bali dan Lombok sudah saling berhubungan antara seni, budaya dan destinasi wisata," tambah Rustam Effendi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.