Yang membuat Arie senang, runway di bandara Morotai jumlahnya mencapai tujuh buah. Bagi Arie, ini modal yang sangat bagus.
“Ini salah satu yang terbaik di Indonesia. Tinggal memperbanyak bus di darat saja. Dengan hadirnya Dimonim Air dengan 18 seat, Wings Air dengan 70 seat dan peningkatan demand, setidaknya dibutuhkan minimal empat bus berkapasitas 20 seat. Hal lain yang dibutuhkan adalah peluasan ruang tunggu penumpang, penambahan listrik, AC, SDM dan imigrasi,” paparnya.
Meski masih dalam proses pengembangan, Arie tetap optimistis bisa mendongkrak angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Morotai. Hingga 2019, Arie optimistis bisa menggaet hingga 500.000 kunjungan wisman.
“Di 2015 ada sekitar 1.000 wisman yang ke Morotai. Target 2016 sebanyak 2.750 wisman, 2017 naik di angka 11.000 wisman, untuk 2018 targetnya 66.000 wisman, sementara 2019, angkanya harus menembus 500.000 wisman,” ujar Arie.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mendukung penuh Morotai di Maluku Utara menjadi destinasi kelas dunia. "Memang harus ada big name investors yang masuk dan membangun amenitas di Morotai. Ada beberapa yang sudah komitmen untuk masuk. Tentu, akses bandara dan public facilities akan diseriusi oleh pemerintah, untuk menghidupkan kawasan yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak lama itu," ungkap Arief Yahya.
Memang ada istilah telur dan ayam, mana dulu yang dibangun lebih dulu. Potensi bandara di sana sudah tersedia, tinggal diperbaiki dan dibangun terminalnya. "Sekarang sudah ada penerbangan menuju ke Morotai, kalau dijadikan destinasi utama, pasti akan dibangun (terminal) di sana," ungkap Arief Yahya. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.