PONTIANAK, KOMPAS.com – Hari masih belum terlalu sore. Arloji baru menunjukkan pukul empat sore waktu bagian barat. Sengatan sinar matahari di belahan Khatulistiwa pun masih kuat.
Namun, areal parkir Taman Alun Kapuas sore itu sudah terlihat penuh. Masuk sedikit ke bagian dalam, di salah satu sisi taman, sekelompok anak muda terlihat asik bercengkerama. Ada yang difoto temannya. Ada pula yang berswafoto ria dengan latar sungai dan berakhir dengan foto bersama.
Gelak tawa mereka terlihat ketika melihat hasil foto dari layar telepon seluler berkamera. Mereka terlihat gembira, menikmati suasana.
Di sisi lainnya, sepasang orangtua menggiring tangan seorang anak berusia sekitar tiga tahun, berjalan mengitari taman. Ada juga orangtua yang sengaja melepas berusaha melatih anaknya yang baru belajar berjalan.
Semua terlihat menikmati suasana dan begitu tenang. Anak-anak terlihat berlari ke sana ke mari. Sesekali terlihat anak-anak itu berfoto dengan badut karakter tokoh "Marsha and the Bear" dan Doraemon di dekat taman air mancur.
Dari kejauhan tampak sepasang lanjut usia berkacamata, duduk termenung di bangku memandangi tingkah polah anak-anak yang bermain di taman dengan aneka tanaman bunga berwarna-warni.
Sesekali senyum terlihat dari keduanya saat melihat anak-anak yang bermain di taman itu. Satu jam kemudian, sinar mentari yang semula menyengat perlahan meredup. Rona senja mulai terpancar.
Perlahan, kapal mulai bergerak menuju arah hulu sungai. Ketika kapal itu berangkat, kapal lainnya datang menunggu penumpang lainnya. Lambaian tangan dan telepon berkamera terlihat manakala kedua kapal saling berpapasan.
Ya, mereka juga terlihat bergembira. Begitulah gambaran sederhana suasana Taman Alun Kapuas. Taman yang dikelola pemerintah kota Pontianak ini didesain senyaman mungkin untuk alternatif wisata keluarga.
Sejak dibangun, taman ini merupakan tujuan bagi sebagian masyarakat untuk bersantai mulai dari sore hingga malam menjelang. Aneka jajanan pedagang kaki lima juga memenuhi taman ini.
Tetapi itu dulu, sebelum taman disolek pemerintah kota seperti saat sekarang ini. Saat ini, taman itu sudah terlihat rapi. Mulai dari penataan areal parkir, hingga bersih dari pedagang kaki lima yang berseliweran.
Hanya terlihat satu dua pedagang apung yang menjajakan aneka makanan dan minuman menggunakan perahu dari balik pagar pembatas. Aturan tegas dari pemerintah kota juga terlihat dari jam berkunjung di taman itu. Sejak dibuka kembali pada awal Januari 2016 yang lalu, taman ini mulai dibuka untuk umum dari jam enam pagi sampai jam enam sore.
Petugas satuan polisi pamong praja akan berkeliling mengingatkan pengunjung jika waktu buka sudah hampir habis. Pintu pagar yang mengelilingi taman ini pun akan ditutup hingga keesokan harinya.
Dekorasi taman seluas hampir tiga hektar ini, cukup menarik untuk dikunjungi. Jalur pedestrian yang mengelilingi taman, pepohonan yang rindang, dan bangku taman yang dibuat senyaman mungkin untuk pengunjung.
Sebuah replika tugu Khatulistiwa juga terlihat menjadi pemanis panorama, bersanding dengan kolam setengah lingkaran dan air mancur, yang membuat suasana terasa betah untuk berlama-lama menghabiskan sore di tempat ini.
Panorama dan aktivitas masyarakat di pinggiran sungai menjadi suguhan pemandangan tersendiri yang bisa dinikmati menggunakan kapal tersebut. Penasaran bagaiaman sensasinya? Luangkanlah waktu sore Anda untuk menikmasi suasana senja jika berkunjung ke Pontianak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.