Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari “Nafsu" Jenderal MacArthur sampai Pasir Merah Jambu Ada di Sini!

Kompas.com - 22/06/2016, 20:22 WIB
Reza Pahlevi

Penulis

Surga bawah air lain ada di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Di laut wilayah ini, ada 750 spesies karang.

Wakatobi adalah kependekan dari nama-nama pulau di gugusan Kepulauan Tukang Besi, yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Kawasan seluas 1,39 juta hektar ini mendapat status sebagai Taman Nasional sejak 2002.

Wakatobi sudah pula ditetapkan sebagai Peninggalan Dunia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2005.

Kemudian,  dengan masuk sebagai bagian dari Jaringan Dunia untuk Perlindungan Lingkungan Hidup (World Network of Biosphere Reserves),  sudah pasti, Wakatobi adalah jaminan mutu untuk surga alami di bawah laut!

Menjawab tantangan

Data Kemenpar menunjukkan bahwa pada 2009 ada 34.954 wisatawan mancanegara bertandang ke Labuan Bajo. Jumlah ini meningkat lipat tiga menjadi 54.147 orang pada 2013, atau tumbuh rata-rata 12,2 persen per tahun.

“Wisatawan sangat menyukai apa adanya di bawah laut kita karena indah dan luas. Jadi tetap begitu saja jangan diubah-ubah,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman, saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (2/5/2016).

Dari data Kemenpar pula, ada jumlah kunjungan wisatawan lokal 9.055 orang dan wisatawan mancanegara 3.315 orang pada 2013 ke Wakatobi.  Angka ini meningkat pada 2014. Rinciannya, wisatawan lokal 9.750 orang dan wisatawan luar negeri 4.520 orang.

Menurut Dadang,  tantangan menjual suatu wisata adalah dukungan akses yang mudah berikut pembangunan infrastuktur memadai seperti hotel, pusat informasi, dan transportasi.

“Destinasi yang hebat dengan alam yang bagus tidak bakal dikunjungi jika tidak didukung oleh banyak pihak dan lintas sektor,” tuturnya.

Reza Pahlevi/Kompas.com Dadang Rizki Ratman menjelaskan tantangan Kementerian Pariwisata tentang 10 destinasi prioritas Indonesia kepada Kompas.com, di Gedung Sapta Pesona, Senin (2/5/2016).
Kini, Bandara Komodo di Labuan Bajo sudah pula naik kelas menjadi bandara internasional sejak setahun silam. Itu berarti, bandara dengan landas pacu 2.250 meter—dari sebelumnya 1.800 meter—sudah mampu disinggahi pesawat terbang berbadan besar sekelas Boeing 737-800.

Terkini, pada Minggu (8/5/2016), Menteri Perhubungan Ignasius Jonan juga meresmikan Terminal Penumpang Bandara Matahora di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Bandara Matohara sekarang miliki wajah baru lengkap dengan fasilitas yang lebih modern, dengan kucuran dana APBN  2015 sebesar Rp 80 miliar.

Selain itu, rute penerbangan tambahan ke Wakatobi rencananya akan ditambah. Muncul harapan bahwa upaya ini dapat semakin meningkatkan jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Wakatobi.

Tentu saja, dukungan infrastruktur dan akses juga akan menjadi penentu bagi ramai atau tidaknya pengunjung ke Morotai untuk mengunjungi jejak “nafsu” MacArthur. Rencana pengembangan itu sudah berdengung kencang, setidaknya sejak tahun lalu, dan telah masuk dalam RPJM 2015-2019.

"Selain itu, Bandara Leo Watimena di Kabupaten Pulau Morotai akan dikembangkan pemerintah pusat, secara bertahap," kata Kepala Bappeda Maluku Utara, Syamsuddin Banyo di Ternate, seperti dikutip Antara, Rabu (17/5/2015).

Terlebih lagi, sudah ada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2014 yang menetapkan Morotai sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK), merujuk Keputusan Presiden Nomor 45 tahun 2014 tentang Pembentukan Dewan Kawasan KEK Pulau Morotai.

Masih berani bilang negeri ini kekurangan surga bahari?

Bila sudah menyambangi tempat-tempat ini atau lokasi wisata bahari lain di Indonesia yang tak kalah mempesona, coba bagikan juga cerita Anda, melalui Twitter dan Instagram dengan mention @ceritadestinasi di dalamnya atau ke fan page Facebook Cerita Destinasi, sertakan pula tanda pagar (tagar) #ceritadestinasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com