Meriam yang mengikuti lomba harus dihias. Penilaian lomba berdasarkan bunyi meriam yang dihasilkan. Lomba diikuti oleh kelompok dan dinilai kekompakan bunyi yang dikeluarkan meriam. Untuk membuat meriam karbit dibutuhkan Rp 15-30 juta.
Meriam ini terbuat dari pohon kelapa atau kayu durian. Jadinya sebuah meriam yang panjang dengan silinder yang lebar. Tak lupa rotan digunakan sebagai pengikat meriam.
6. Binarundak di Sulawesi Utara
Makan nasi jaha beramai-ramai dilakukan oleh masyarakat di Motoboi Besar. Bersama-sama mereka membuat nasi jaha yang terbuat dari beras ketan, santan, dan jahe yang kemudian dimasukan bambu berlapis daun pisang, dan dibakar dengan sabut kelapa.
Aktivitas membakar bambu tersebut dilakukan di jalan atau lapangan, selesai dibakar seluruh masyarakat makan bersama sambil bersilaturahmi.
7. Membakar ilo sanggari di Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Tradisi ini dilakukan dengan membakar lentera di sekeliling rumah. Lentera terbuat dari bambu dan dililit minyak biji jarak. Penduduk setempat percaya dengan menyalakan lentera, malaikat dan roh leluhur akan datang dan memberikan berkah di hari Idul Fitri. Namun sayang tradisi ini semakin langka karena penggunaan lampu listrik.
8. Tumbilotohe di Gorontalo
Masyarakat setempat memasang lampu sejak tiga malam terakhir menjelang Idul Fitri. Tradisi memasang lampu tersebut awalnya untuk memudahkan warga memberikat zakat fitrah di malam hari. Kala itu, lampu terbuat dari damar dan getah pohon.
Seiring waktu, lampu diganti dengan minyak kelapa dan kemudian beralih menggunakan minyak tanah. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke-15 masehi. Kini, lampu yang dipasang hadir dalam berbagai bentuk dan warna. Lampu dipasang tak hanya di rumah, tetapi juga di tempat umum sampai di sawah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.