Jika sudah selesai bertanya, para pengunjung biasanya akan melirik ke area di balik meja besar tersebut. Ya, ada rak-rak souvenir khas Australia yang dijual di situ, mulai dari gantungan kunci dan magnet kulkas, kartu pos, kaus, hingga tas bergambar koala atau kanguru atau bertuliskan Australia. Macam-macam bentuk dan rupanya.
Para lansia
Tak hanya di balik meja, para relawan berusia tua ini juga mudah ditemui di sejumlah titik di jalanan Melbourne.
Di Bourke Street, misalnya, sore itu, tiga relawan berdiri sambil membawa sejumlah brosur dan peta. Mereka mengenakan kaus berkerah berwarna merah dengan gambar huruf “i” berwarna kuning dan berlatar belakang biru tua di bagian punggung.
Senyuman hangat menghapus kerutan yang ada di wajah mereka setiap mereka menyambut para wisawatan yang tengah kebingungan mencari lokasi restoran waktu itu.
Seorang nenek yang menjadi relawan di Melbourne Visitor Center mengaku bahagia bisa menjadi relawan di usia senjanya. Lewat aktivitas ini, dia bisa bertemu banyak orang dan terus bergerak. Ini penting untuk kesehatannya. Selain itu, dia sedikit demi sedikit bisa belajar bahasa asing lain.
“Saya senang bisa membantu orang lain menemukan apa yang mereka butuhkan dan melihat wajah mereka bergembira,” ungkapnya sambil tersenyum.
(Tulisan ini merupakan bagian dari program "Jelajah Australia 2016". Kompas.com telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia Plus. Di luar tulisan ini, masih ada artikel menarik lainnya yang telah disiapkan terbit pada Juli hingga akhir Agustus 2016. Anda bisa mengikuti artikel lainnya di Topik Pilihan "Jelajah Australia 2016".)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.