JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini di ASEAN telah memberlakukan MRA (Mutual Recognition Arrangement), yang bertujuan untuk membuat standarisasi pekerja di industri pariwisata dalang lingkup ASEAN.
"Dalam konteks ASEAN Community, flow of people belum berjalan. Kalaupun terjadi jangan takut. Karena pertama kualitas HR (human resources) kita bagus, dan umumnya orang akan pindah dari yang pendapatannya rendah ke tinggi," kata Arief dalam acara pembukaan ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professional di Hotel Grand Mercure, Jakarta, Senin (8/8/2016).
Menurut Arief, apabila mobilitas pekerja dalam industri pariwisata terjadi, negara yang patut diwaspadai oleh Indonesia bukanlah Malaysia atau Singapura, sebab kedua negara ini memiliki pendapatan lebih tinggi dari Indonesia.
"Malaysia dan Singapura pendapatan per kapitanya lebih tinggi. Jadi dari Indonesia lebih mudah pindah kesana, tetapi ada Filipina juga. Dilihat dari persentase lebih banyak pekerja Filipina dan mereka mau dibayar sama dengan orang Indonesia. Poin saya, yang harus diwaspadai itu orang Filipina," kata Arief.
Pekerja di Indonesia dalam industri pariwisata, lanjut Menpar, masih mengalami hambatan, terutama dari segi bahasa.
Untuk memperkenalkan konsep MRA dan sekretariat regional ASEAN kepada stakeholder utama di bidang pariwisata, Konferensi pariwisata "ASEAN Mutual Recognition Arrangment on Tourism Professional (MRA-TP)" diselenggarakan tanggal 8-9 Agustus 2016 di Hotel Grand Mercure, Kemayoran Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.