Tren yang semakin kuat ini meresahkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Ia sempat curhat dalam kesempatan menjadi pembicara. Ia khawatir Bali menjadi obyek wisata obralan. Besar dari sisi kuantitas wisatawan, tetapi mengabaikan kualitas wisatawan.
Banyaknya wisatawan memang menjadi barometer bahwa Bali menjadi primadona pariwisata internasional maupun domestik. ”Namun, banyaknya jumlah wisatawan jangan sampai membuat kita terlena,” kata Pastika.
Kecanggihan teknologi, termasuk membeli paket wisata atau hotel secara online, jangan sampai menghancurkan bisnis pariwisata. ”Harus terus dilakukan inovasi,” ujarnya.
Pengurus Asita Bali, Wisnu Arimbawa juga merasakan hal yang sama. Ia hanya bisa menghela napas panjang saat diajak berdiskusi mengenai fenomena pariwisata Bali.