Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Warisan Leluhur Manggarai Jadi Budaya Nasional dan Dunia

Kompas.com - 11/09/2016, 07:10 WIB
Markus Makur

Penulis

Yang unik dari tarian ini adalah ada nilai persatuan dan persaudaraan. Jika satu kampung akan menggelar tarian caci dengan tema-tema tertentu seperti syukuran Imam Baru maka, warga di kampung itu mengundang kampung tetangga untuk meramaikan syukuran.

Tak ada permusuhan dalam tarian ini, baik di arena pertandingan maupun di luar. Baik seseorang mengalami luka di tubuhnya akibat terkena cemeti, tak ada pembalasan di luarnya. Semua diselesaikan di arena pertandingan tersebut.

2. Penti

Penti dapat diartikan dengan syukuran. Penti dilaksanakan sekali setahun. Syukuran atas keberhasilan panen dan lain sebagainya. Satu kampung berkumpul dalam satu rumah adat yang disebut Mbaru Gendang untuk mengucapkan rasa syukur atas keberhasilan selama setahun.

Uniknya, semua warga masyarakat dari beberapa suku dari satu kampung, yang tersebar di kampung lain diundang hadir untuk mengikuti ritualnya.

Penti juga sebagai perjumpaan kekeluargaan. Rasa kekeluargaan dan keakraban sangat terasa. Bahkan, saat itu untuk mengenal satu sama lain yang masih memiliki hubungan kekeluargaan.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Persawahan dengan sistem Lodok di Kampung Bangka Tuke, Kelurahan Bangka Tuke, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, Sabtu (23/4/2016).
3. Lodok

Lodok merupakan sebuah sistem pembagian tanah yang sangat adil. Lodok sering disebut dengan pembagian tanah seperti jaring laba-laba. Sebelum mengenal pembagian tanah secara nasional, leluhur orang Manggarai memiliki sistem tersendiri dalam membagi tanah.

Ada beberapa persawahan di Kabupaten Manggarai yang ada Lodoknya. Seperti di persawahan Cancar.

Sistem persawahan Lodok ini menjadi daya tarik wisatawan asing yang berprofesi sebagai ahli pertanian, ahli pertanahan dan lain sebagainya. Bahkan, banyak orang sudah meneliti sistem pembagian tanah tersebut.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Rumah adat Gendang orang Manggarai yang disebut Mbaru Niang di Kampung Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, dengan arsitektur yang unik, Selasa (22/3/2016).
4. Arsitektur Rumah Gendang

Rumah Gendang yang berbentuk kerucut menjadi daya tarik bagi arsitektur Indonesia dan dunia untuk meneliti bentuk warisan leluhur orang Manggarai dalam membangun rumah. Rumah adat Gendang orang Manggarai yang disebut Mbaru Niang selalu mengerucut ke langit.

Banyak peneliti asing dan Nusantara yang melakukan kajian terhadap bentuk pembangunan rumah orang Manggarai.

Orang Manggarai tidak mengenal seng melainkan mengenal Wunut atau Ijuk. Jadi, orang Manggarai sering menyebut rumah adatnya dengan sebutan Mbaru Wunut.

5. Waerebo

Waerebo adalah sebuah perkampungan yang berada di sebuah lembah. Waerebo merupakan sebuah perkampungan dengan Mbaru Niang. Saat ini orang menyebut Kampung Adat Waerebo karena keunikan rumah adat Gendang dari orang Manggarai.

BARRY KUSUMA Desa Wae Rebo berada di barat daya kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Kampung adat ini menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Kabupaten Manggarai karena perkampungan yang berada di lembah. Kampung ini bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Ribuan wisatawan asing dan Nusantara selalu mengunjungi Kampung Adat Waerebo.

Ini merupakan warisan leluhur orang Manggarai yang disebut Mbaru Niang. Banyak peneliti asing, dan wisatawan Nusantara, fotografer, jurnalis selalu tertarik untuk melakukan perjalanan ke Kampung tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com