Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelisik Upaya Indonesia Menggaet Wisatawan Vietnam

Kompas.com - 11/09/2016, 15:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Len (26), warga Ho Chi Minh mengatakan, dirinya tertarik mengunjungi Indonesia. Ia penasaran dengan Candi Borobudur dan kerajinan kain tenun dari Bali. "Saya mengoleksi banyak kain tenun. Tapi saya belum punya yang dari Bali," ujar Len saat ditemui di acara ITE-HCMC.

Tran Ngoc (43) warga Ho Chi Minh lainnya mengatakan, setidaknya, satu tahun sekali ia dan keluarga intinya pergi berwisata ke luar negeri. Namun, tujuannya tidak pernah ke Indonesia. Meski, anaknya selalu merekomendasikan Indonesia sebagai tujuan wisata.

"Indonesia sangat jauh dan sulit aksesnya, sehingga saya memutuskan untuk ke Thailand dan Singapura. Saya bawa keluarga, jadi yang mudah saja," ujarnya.

Ketiadaan Penerbangan Langsung

Satu-satunya yang menjadi sumbatan wisatawan Vietnam berkunjung ke Indonesia, lanjut Jean, adalah pada ketiadaan rute penerbangan langsung dari kota-kota di Vietnam ke kota-kota wisata di Indonesia.

KOMPAS.COM/WIJAYA KUSUMA Kereta wisata kencana di Yogyakarta.
Tidak ada penerbangan langsung dari Ho Chi Minh ke Bali, Ho Chi Minh ke Yogyakarta, Hanoi ke Bali dan seterusnya. Satu-satunya penerbangan langsung dari Vietnam hanya menuju ke Jakarta.

"Kalau semua itu dibuka, (kunjungan wisatawan) akan melonjak. Saya yakin. Karena yang ditanya travel-travel agen di manapun itu adalah seberapa cepat kami bisa sampai ke Bali? Seberapa cepat kami bisa sampai ke Pulau Komodo? Seberapa cepat kami bisa sampai ke Danau Toba? Dan sebagainya. Jadi Akseptabilitas itu adalah kunci," ujar Jean.

Persoalan ini sudah pernah dikomunikasikan dengan pemerintah pusat. Pemerintah pusat, lanjut Jean, beralasan ada keterbatasan di dalam sektor penerbangan nasional sehingga penerbangan langsung yang diharapkan mampu mendatangkan devisa negara, belum dapat terlaksana dalam waktu dekat.

"Selain itu, ini memang harus ada kerja sama antara Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan dan pemerintah daerah sebagai pengelola bandar udara yang akan dibuka itu. Jika koordinasinya jalan, harusnya arahnya sudah ke sana," ujar Jean.

Jean berkaca pada Vietnam sendiri. Vietnam baru membuka sistem politik pemerintahan dan ekonominya pada akhir era 90-an. Berbeda dengan Indonesia yang sejak tahun 60-an sudah menyatakan diri terbuka.

ARSIP KOMPAS TV Pulau Kemaro di Palembang, Sumatera Selatan.
Namun sejak saat itu, pertumbuhan ekonomi Vietnam semakin membaik. Pertumbuhan ekonomi Vietnam hingga September 2016 mencapai 6,4 persen. Kota Ho Chi Minh memiliki angka pertumbuhan ekonomi paling baik di Vietnam, yakni mencapai angka 8 persen. Lebih tinggi daripada DKI Jakarta.

"Ini karena mereka membuka jalur-jalur penerbangan. Bahkan ada satu kota di India yang sudah tersambung dengan kota di Vietnam yang berada bukan di kota besar," ujar Jean.

Potensi wisata di Indonesia sangat besar. Namun, tanpa kebijakan yang berpihak kepada penguatan industri pariwisata, Indonesia boleh jadi disalip negara-negara lain. Setidaknya di kawasan Asia Tenggara. Seperti Vietnam, negara komunis, salah satunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com