Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentarum, Danau bagi Para Pencari Keseimbangan Hidup

Kompas.com - 07/10/2016, 06:31 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Empat pria bertelanjang dada berlarian di atas tanah berpasir. Debu-debu beterbangan di antara mereka.

Sementara itu, di ujung lain, ada air terjun mengalir dari ketinggian. Byuurrr... Keempat orang itu lalu menceburkan diri ke ceruk dalam di ujung aliran air terjun itu. Menyegarkan. Menyenangkan.

Pemandangan ini sontak membawa pada potongan lirik gambaran hidup keempat pria tadi. Mereka tak lain adalah anggota kelompok musik LAS! dari Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.

 
"Sentarum, la,la,la

Danaumu la,la,la

Melaju di atas perahu, di titik nadir Kapuas Hulu

Menyaksikan saujana kekeringan danau"

 
LAS! dan Danau Sentarum, sebagaimana petikan tulisan laman richiepetroza.blogspot.co.id, adalah paduan perwujudan dialektika kerinduan kembali pulang menjenguk dan merawat "ibu", Pulau Kalimantan.

Pulau yang diberi nama dalam bahasa latin Bona Fortuna kemudian khas terdengar di telinga sebagai Borneo ini memang selalu punya daya tarik tersendiri.

"Sejuk embun yang menghangatkan di hati para petualang

Lincah kawanan bekantan melompati pepohonan"

Bayangkan, hingga kini, Kalimantan masih selalu memanggil-manggil para petualang. Keunikannya kian menjulang lantaran ada bekantan, sejenis monyet dengan hidung besar, yang menjadi hewan khas Kalimantan.

Tak lupa pula, ada suara burung enggang yang memberi nuansa keceriaan pada teduhnya alam. Jangan tanya soal penduduk Kalimantan.

"Ramah senyuman pendudukmu meringankan perjalanan", begitu kata LAS! dalam penggalan lirik lagunya.

Soal Danau Sentarum, dalam lirik lagunya LAS! Juga menyebut keseimbangan hidup sebagai pesona tersendiri. Di sinilah, kata mereka, para pelintas dapat menemukan keseimbangan hidup.

Gentong raksasa

DOK KOMPAS TV Ramon Y Tungka, Pemandu Acara 100 Hari Keliling Indonesia Kompas TV di Danau Sentarum, Kalimantan Barat

Merujuk laman pesonaindonesia.travel, Danau Sentarum dinobatkan sebagai Taman Nasional sejak 1999. Sebelumnya, Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) berstatus cagar alam pada 1981-1982 dan suaka margasatwa sejak 1983.

Memiliki luas 132.000 hektar, Danau Sentarum berada di wilayah tujuh kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, yakni Batang Lupar, Selimbau, Badau, Jongkong, Bunut Hilir, Suhaid, dan Semitau.

Danau ini punya fungsi laiknya gentong raksasa, tergantung musim. Sejak mulai musim hujan, Danau Sentarum terisi air hingga penuh.

Selama sepuluh bulan dalam satu tahun, Danau Sentarum adalah kolam besar dengan kedalaman hingga 15 menter. Airnya coklat kemerahan akibat bahan asam tannin dari pohon dan daun yang membusuk di dalam air.

Sebaliknya saat surut,  pada musim kemarau, danau ini menyisakan beberapa titik air sebagai sumber hidup bagi mahluk-mahluk yang bersembunyi di balik semak belukar.

Pada musim kemarau, air danau “berpindah” mengisi kekurangan debit air Sungai Kapuas. Areal danau pun berangsur menjadi lapangan kering.

Inilah keseimbangan hidup Danau Sentarum, yang kemudian antara lain dirujuk juga oleh sastra lisan Suku Dayak.

Biasa disenandungkan orangtua kepada anak diiringi petikan sapek—alat musik tradisional berbentuk seperti gitar—, sastra tersebut bertutur tentang pentingnya keseimbangan hidup.

Dalam satu putaran hidup, ada masa "kering" dan "basah". Ketika lahan Danau Sentarum berubah menjadi tanah luas tanpa air, di situlah waktu bagi manusia merefleksikan diri bahwa kelimpahan akan air ada batasnya.

Sebaliknya, masa "basah" adalah penanda bahwa kelimpahan itu pun akan ada batasnya juga. Kalau kata LAS!, "Berdialektika dengan alam, mencari cakra keseimbangan, dengan harmoni kehidupan."

Tantangan Danau Sentarum

Josephus Primus Promosi Danau Sentarum di dalam gerbong Commuter Line Jabodetabek. Sentarum di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimatan Barat adalah sebuah danau yang menjadi sumber air Sungai Kapuas menjulur sepanjang 1.143 kilometer dan mengambang di antara gunung-gunung berderet.

Bagi para pemilik jiwa petualang, ada kesempatan besar menjadi saksi mata betapa kayanya Danau Sentarum. TNDS menjadi habitat bagi 265 jenis ikan air tawar, 675 spesies tanaman, dan 147 jenis mamalia, 311 jenis burung, 265 jenis ikan, 64 jenis reptil dan ampibi, serta 154 jenis anggrek alam.

Beberapa endemik - satwa dan tumbuhan khas daerah ini— sebagian telah dikenali dalam catatan ilmuwan. Sebut saja tembesu atau tengkawang (Shorea beccariana), jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), meranti (Shorea sp), keruing (Dipterocarpus sp), dan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri).

Bila Anda beruntung, beberapa satwa unik lain dapat ditemui pula. Misalnya, siamang (Hylobates muelleri), keluarga kera yaitu bekantan (Nasalis larvatus), orangutan (Pongo pygmaeus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), tupai (Callosciurus notatus, C. Prevostii), tupai besar (Ratufa affinis), beruang madu (Helarctos malayanus), dan macan pohon (Neofelis nebulosa).

Masih ada juga beberapa jenis burung cantik seperti bekakak (Halcyon capensis), enggang gading (Rhinoplax vigil), rangkong (Buceros rhinoceros), elang kepala putih (Haliastur Indus), dan burung raja udang (Alcedo meninting).

Waktu terbaik untuk mengunjungi TNDS ialah pada Juni hingga Oktober. Namun, tantangan paling besar untuk bisa menyaksikan semua itu adalah perjalanan menuju kawasan Danau Sentarum.

Butuh waktu 14 jam dari Kota Pontianak—ibu kota Kalimantan Barat—lewat jalan darat. Rute yang harus ditempuh adalah  Pontianak-Sintang-Semitau. Selanjutnya, dari Semitau menuju ke lokasi, pelancong bisa menggunakan perahu bermotor jurusan Lanjak.

Pilihan lain adalah lewat udara. Dari Pontianak tersedia penerbangan selama dua jam sampai ke Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu. Dari situ, perjalanan berlanjut ke Nanga Suhaid menggunakan perahu panjang bermotor atau acap disebut longboat sekitar tujuh jam lamanya.

Putussibau merupakan kota terdekat dari TNDS. Jaraknya dari Pontianak adalah 846 kilometer lewat jalur darat, atau sekitar 814 kilometer bila melintasi sungai. Di sini tersedia perbekalan yang bisa dibeli dan layanan perbankan.

Namun, jangan berharap menemukan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di kota ini. Karena itu, persiapan menuju Danau Sentarum harus dilakukan cermat dan jauh-jauh hari, terutama soal persediaan uang tunai.

Meski demikian, semua kerepotan persiapan dan perjalanan bakal terbayar tunai. Petualangan bahkan sudah kental terasa di tengah perjalanan, terutama bila terjadi pada malam hari, yaitu saat bermalam di atas perahu.

DOK KOMPAS TV Panorama Danau Sentarum di Kalimantan Barat

Berjam-jam menumpang perahu, pelancong akan merasakan pengalaman harian seperti memasak menu sederhana. Pengalaman yang tak banyak dijumpai di tempat lain, bukan?

Kalau bermalam sembari menumpang perahu tak terlalu menarik hati, menginap di desa-desa terdekat di sepanjang alur sungai atau di sekitar kawasan TNDS juga bisa jadi pilihan. Jangan khawatir, di kawasan TNDS ada penginapan dengan tiga kamar besar, cukup dibayar Rp 100.000 per hari.

Pastikan saja, berkunjung ke TNDS mensyaratkan izin masuk. Barulah, kalau izin sudah di kantong, lalu perbekalan dan persiapan mantap, petualangan mendapati keseimbangan hidup segera menjelang di depan mata.

Selamat berpetualang!

 

Temukan pesona lainnya di pesonaindonesia.travel

Follow Twitter Indonesia.Travel (@indtravel)

Facebook Indonesia. Travel (@indonesiatravel)

Instagram Indonesia Travel (@indtravel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com