Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Wangi" Kopi di Kaki Gunung Ijen

Kompas.com - 13/10/2016, 20:05 WIB

Andang Bachtiar, salah satu pegiat wisata dan pencinta kopi, menemukan Gombengsari setelah ia mengeksplorasi kaki Ijen. Mulai setahun lalu, ia mengajak rekan-rekannya yang bergerak di pariwisata untuk merangkul warga dan mendatangkan wisatawan di sana.

”Warga kami kenalkan dengan konsep wisata. Mereka bisa menjual paket wisata petik dan sangrai kopi. Menggiling kopi sendiri dan menjualnya kepada wisatawan. Dengan cara itu, mereka bisa mendapatkan sumber ekonomi baru dari kopi,” katanya.

Bachtiar yang rutin menyelenggarakan jazz di Kampung Tumenggungan, Banyuwangi, pun memadukan paket wisata kopi dengan wisata kampung Tumenggungan. Dengan cara demikian, kue pariwisata bisa dinikmati warga desa dan warga kampung di Banyuwangi secara langsung.

Maya, salah satu pemilik homestay dan pemandu wisata, juga rajin mendatangkan wisatawan asing ke kampung itu. Wisatawan yang datang untuk menginap di penginapannya, ia tawari berwisata ke perkebunan rakyat.

”Sejauh ini, banyak yang suka dengan acara itu. Mereka tertarik untuk datang,” katanya.

Jalan itu membuka peluang baru bagi warga Gombengsari. Fatimah, misalnya, kini tidak hanya mengandalkan hasil jual kopi di kebunnya, tetapi bisa ikut menyediakan paket makan siang bagi wisatawan.

Dengan modal pinjaman dari kelompok tani, ia juga bisa menjual kopi dalam bentuk butiran siap giling dan bubuk siap seduh. Harga dua bentuk kopi itu dibanderol Rp 45.000 per kilogram dan Rp 75.000 per kilogram. Harga itu jauh lebih tinggi daripada harga kering, bahkan ijon.

Ternak etawa

Haryono, warga lain, bahkan punya kegiatan wisata yang unik. Ia membuka paket wisata beternak kambing peranakan etawa. Di kandang ternak sehat milik Haryono, wisatawan bisa ikut memberi susu kambing dengan dot, memerah susu, hingga membawa pulang susu kambing pasteurisasi.

Paket lengkap wisata jenis ini dipatok oleh Haryono sebesar Rp 100.000. Dengan paket ini, wisatawan bisa berwisata ternak, memetik dan mengolah kopi.

Wisatawan juga mendapatkan bubuk kopi dan susu untuk dibawa pulang. Mereka juga mendapatkan makan siang dan kudapan ala kampung, serta ngopi sesuka hati wisatawan.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Para ibu asal Desa Gombengsari, Banyuwangi, Jawa Timur sedang menyangrai kopi di Festival Kembang Kopi, Rabu (7/9/2016).
Bagi Taufik, pendapatan tambahan itu sangat membantu perekonomian dirinya dan warga. Setiap kali ada satu tamu datang, warga bisa mendapatkan tambahan uang Rp 50.000 dari wisata kopi.

”Saat ini, wisatawan datang setiap hari. Mereka ini bisa hanya dua orang, tetapi ada juga yang datang hingga 45 orang dalam satu rombongan. Bagi kami, itu seperti rezeki nomplok yang tak pernah kami duga sebelumnya,” katanya.

Kehidupan di Desa Gombengsari tak lagi sepi. Dengan memanfaatkan kesempatan yang ada, mereka kini bisa menjadi tuan rumah di tanah mereka sendiri. Keberanian berubah yang dilakukan oleh warga Gombengsari bisa menjadi inspirasi bagi petani lain yang senasib. (Siwi Yunita C)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Oktober 2016, di halaman 1 dengan judul "Wangi" Kopi di Kaki Gunung Ijen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com