Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinole, Olahan Sagu Sensasi Nasi dari Papua

Kompas.com - 20/10/2016, 13:09 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

WAISAI, KOMPAS.com - Sudah pernah mencoba makan papeda? Ya, makanan olahan sagu khas Indonesia bagian Timur yang tersohor. Namun tak semua orang suka makan papeda. Beberapa orang yang baru pertama kali mencoba, mengaku tak suka akan sensasi rasa licin di tenggorokan saat makan papeda.

Jangan sedih, karena sebenarnya masyarakat Indonesia bagian Timur sangat kreatif dalam mengolah sagu, makanan pokok mereka. Selain papeda, orang Indonesia bagian Timur, khususnya Papua juga andal membuat sinole.

(BACA: Menjelajahi Keindahan Teluk Mayalibit di Raja Ampat)

"Sinole ini makanan pokok, dibuat dari sagu yang diayak, kemudian dicampur kelapa kering parut, semua dimasak jadi satu di wajan. Masak setengah menit sudah jadi sinole," kata Ida, penjual makanan di booth kuliner Raja Ampat, dalam Festival Lovely Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (19/10/2016).

Penasaran akan rasa sinole, saya memutuskan untuk membeli satu porsi sinole yang dibungkus bika plastik. "Makannya sama apa Bu?" tanya saya.

"Biasa pakai ikan bumbu kuning atau sayur seperti biasa," kata Ida.

(BACA: Tiket Pesawat ke Tokyo Lebih Murah daripada ke Raja Ampat?)

Di atas sajian sinole yang saya beli ada satu potong gurita asin, yang tak lain dimaksud sebagai lauk sinole. Hanya saja saya lebih tergoda membeli ikan masak kuah kuning yang direkomendasikan Ida.

Dari rupa, sinole ini bewarna cokelat muda dengan bentuk bulir bulir kasar. Kalau boleh jujur, bentuknya tak mengundang selera. Lantas bagaimana rasa sinole?

Rasa sinole manis, gurih, dan hambar. Karena berbulir kasar, rasa sinole akhirnya bercampur jadi satu ketika telah lumat di mulut. Unik dan menyenangkan ketika disantap. Sebelumnya saya belum pernah mencicipi olahan sagu seperti sinole.

Kompas.com/Silvita Agmasari Ikan kuah kuning, lauk pendamping yang cocok disantap dengan sinole.
Teksturnya bahkan mirip seperti nasi, tetapi lebih kasar. Sehingga bagi Anda yang ingin makan alternatif sagu namun tak begitu jauh dengan rasa nasi, sinole ini nampaknya patut untuk Anda cicipi. Apalagi ditambah ikan kuah kuning, rasa sinole semakin nikmat.

Satu bika sinole yang saya makan dihargai Rp 20.000. Tapi sayang, bagi Anda yang ingin mencicipi sinole, makanan ini terbilang sulit untuk ditemukan di rumah makan.

Menurut Ida dan ibu-ibu penjaga booth lain, tak ada sama sekali rumah makan di kawasan Raja Ampat yang menjual sajian sinole, begitu pula dengan kuliner khas daerah Raja Ampat lainnya.

"Kami hanya buat untuk makan sehari-hari atau kalau tidak saat ada acara seperti festival ini," kata Ida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com