Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Kopi ”Bergerigi” di Lereng Telomoyo

Kompas.com - 08/11/2016, 16:15 WIB

Bagian paling sulit karena Bedono berada di puncak bukit (711 mdpl), sedangkan Stasiun Jambu 479 mdpl. Padahal, kereta api umumnya tidak didesain berjalan menanjak.

Karena itu, jalur menuju Stasiun Bedono dilengkapi rel bergerigi. Gerigi di tengah dua penampang rel ini berfungsi sebagai pengancing laju kereta saat berjalan naik atau turun lereng.

Dalam buku Selayang Pandang Sejarah Perkeretaapian Indonesia, produksi PT KAI (2015), lokomotif beroda gerigi di ruas Ambarawa-Bedono didatangkan dari pabrikan Esslingen, Jerman. Dengan lokomotif ini, tingkat kecuraman 65 persen bisa dilalui meski kecepatan terbatas 10 kilometer per jam.

Lokomotif ini butuh kayu jati sebagai bahan bakar. Setiap kali jalan butuh 3 meter kubik kayu seharga Rp 4 juta-Rp 5 juta. Kayu jati dipakai untuk memanaskan ketel air hingga menghasilkan uap.

Saat ini masih tersisa tiga lokomotif jenis B25 di Ambarawa. Selain B2502 dan B2503, seri B2501 jadi monumen statis di Monumen Palagan Ambarawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com