Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lariangi, Ode untuk Penguasa Wakatobi

Kompas.com - 09/11/2016, 07:34 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Lariangi diwariskan turun-temurun hingga kini. Gerakan menari diajarkan secara lisan dari generasi ke generasi.

"Syairnya dinyanyikan dalam berbagai bahasa, ada Arab, Kahedupa, dan lain lain," ujar Yanti.

Mengutip Kompas, tarian ini bisa menjadi warisan dunia mengingat banyaknya simbol-simbol bermakna di setiap detail riasan dan pakaian, juga pesan-pesan kebaikan dalam syair-syairnya.

Simbol-simbol itu antara lain hiasan yang disebut panto yang di‎letakkan di kepala, menandakan derajat kebangsawanan.

Lalu ada bunga konde sebagai lambang pagar beton keraton, kalung dengan bentuk matahari dan bulan sebagai sumber cahaya, dan hiasan naga sebagai lambang penjaga benteng keraton.

Berdandan sejak pagi

"Sekarang, Lariangi sering dipentaskan untuk menyambut tamu dari luar Kahedupa. Ini merupakan bentuk penerimaan kami atas tamu yang datang," tambah Wa Yanti.

Antusiasme masyarakat Desa Pajam khususnya dan Pulau Kaledupa umumnya menandakan keramahan yang terus dipelihara hingga kini.

Bahkan, ketika mendapat informasi Teresia, Eno dan sejumlah wisatawan akan mendatangi Desa Pajam, para penari ini telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari.

Pada hari atraksi, mereka dirias sejak pukul 07.00 WIB. Kata Wa Yanti, totalitas dalam menyambut tamu adalah bentuk lain dari tradisi ode untuk Raja Kahedupa, penguasa Wakatobi. 

Keunikan dan keistimewaan tarian Lariangi ini akan dijadikan sebagai atraksi dalam kalender pariwisata Festival Wakatobi setiap tahun.

Bupati Wakatobi H Arhawi mengatakan untuk Festival Wakatobi Tahun 2016 ini akan digelar pada 18 Desember mendatang.

"Seluruh elemen masyarakat akan hadir. Termasuk delegasi dari beberapa daerah kami undang," kata Arhawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com