Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chef Chandra: Cuma di Indonesia, Makan Mi Pakai Nasi

Kompas.com - 14/11/2016, 08:01 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis


KOMPAS.com – Kebiasaan makan mi sudah dikenal masyarakat dunia sejak 1958. Selain mudah dibuat, makanan ini pun termasuk cepat untuk disajikan. Namun uniknya, hanya masyarakat Indonesia yang mengonsumsi mi bersama nasi.

“Tanpa disadari, kita sering makan mi dan nasi. Padahal, keduanya adalah karbohidrat,” tulis Chandra Yudasswara , Chef dan Co-founder Restoran Bacco, Jakarta, kepada Kompas.com, Rabu (2/11/2016).

Menurut Chandra, kebiasaan khas tersebut bisa dibilang tertanam sejak lama. Ia masih dapat mengingat sering dibuatkan mi sebagai lauk teman makan nasi.

Tidak hanya itu, menu ini juga sering ia temukan di mana-mana. Penjual makanan di depan sekolah serta pedagang makanan dekat rumah termasuk di dalamnya.

“Di kemudian hari, kebiasaan ini menjadi cerita tersendiri bagi saya ketika bekerja sama dengan chef senior dari berbagai negara,” ujar Chandra.

Saat itu, Chandra mendapat giliran menyajikan makanan dalam acara yang disebut Chef's Table. Ia diharuskan memasak sajian khas Tanah Air dan memilih menghidangkan nasi bersama mi.

Sontak, para chef yang rata-rata berasal dari Eropa terkejut melihat keunikan makanan buatan Chandra. Mereka lalu bertanya-tanya mengapa bisa ada mi dimakan bersama nasi.

“Dengan tersenyum, saya meyakinkan mereka... We even have rice with noodle for breakfast (Kami bahkan makan nasi pakai mi untuk sarapan),” kata Chandra.

Berkembang dan beragam

Hari ini, menurut Chandra, industri makanan Indonesia sudah sangat kompetitif dan luar biasa, termasuk dalam jenis mi. Hal tersebut boleh jadi menyesuaikan dengan gaya hidup masyarakat yang dinamis, praktis, dan tetap mempertahankan standar tinggi.

“(Sekarang,) food produsen di sini berlomba menghadirkan suatu produk yang bisa memenuhi kebutuhan pasar,” ujar Chandra.

Bukan tidak mungkin bahwa mi akan terus digemari dan menembus pasar internasional. Terlebih lagi, varian mi instan kini sudah merambah hingga ke bakmi.

“Masyarakat bahkan tak perlu ke restoran untuk menyantap bakmi. Mereka dapat membeli bakmi instan, salah satunya adalah Bakmi Mewah,” ujar Chandra.

Bakmi tersebut, lanjut Chandra, memiliki bumbu bercita rasa oriental dengan aroma minyak wijen dan bawang yang menggiurkan. Lidah pun lebih digoyang dengan kegurihan potongan ayam dan jamur asli.

Ketika dimakan, tekstur bakmi terasa tidak patah dan tetap terasa lembut di mulut. Selain itu, bakmi ini termasuk sehat karena dibuat tanpa penguat rasa.

“Berbeda dengan umumnya, makan bakmi ini seperti menyantap bakmi berkualitas di restoran,” kata Chandra.

Menurut Chandra, bakmi tersebut lezat bila disajikan langsung atau dengan bahan masakan lainnya. Ia biasa menyajikan kreasi bakmi bersama tahu, jamur shimeji, dan udang rebus saus tiram di atas sajian bakmi untuk keluarga.

“Bahan-bahan tersebut dapat ditambahkan di atas bakmi sebagai variasi topping,” ujar Chef Chandra.

Nah, mau tahu cerita lain dari Chef Chandra soal sajian bakmi di rumah dengan cita rasa laiknya di hotel bintang lima? Simak video Kreasi Spesial Bakmi Mewah dari Chef Chandra berikut ini:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com