SHANGHAI, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Administrasi Nasional Pariwisata China (CNTA), sepakat untuk menertibkan pelaku industri pariwisata yang tidak profesional dan merugikan wisatawan.
"Kami setuju untuk di-black list, karena pariwisata adalah bisnis yang berbasis pada layanan, sehingga komitmen dan profesionalitas ekosistem ini menjadi taruhan utama agar bisa berkelanjutan," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam pertemuan dengan Ketua CNTA Lin Jinzao serangkaian China International Travel Market (CITM) di Shanghai 11-13 November 2016.
(BACA: Biro Perjalanan China Janji Promosikan Indonesia)
Menurut Menpar, operator perjalanan dan agen perjalanan wisata yang melanggar komitmen dengan pelanggannya harus ditindak tegas. Pelaku industri pariwisata yang tidak profesional akan sangat mengganggu dan merusak masa depan bisnis sektor pariwisata.
CNTA telah melakukan beberapa ketentuan untuk menertibkan pelaku industri pariwisata seperti biro perjalanan wisata yang tidak profesional untuk memberikan kenyamanan kepada turis selama berwisata di China.
"Saat ini posisinya sudah nomor satu ke Indonesia, menggeser Singapura, Malaysia, Australia, Jepang dan Korea. Tahun 2019 proyeksi kami adalah 20 juta wisman masuk ke Indonesia, dan sekitar 50 persennya atau 10 juta di antaranya berasal dari China," katanya.
Terkait itu, kerja sama pariwisata dengan China menjadi sangat penting untuk dikembangkan. Kemenpar juga akan semakin fokus kepada promosi 'Great China' yaitu China, Hongkong dan Taiwan.
(BACA: Garap Turis China dan India, Indonesia Perlu Penerbangan Langsung)
Pada kesempatan tersebut Menpar kembali menekankan program penguatan konektivitas melalui penerbangan langsung yang terus dikembangkan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.