Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mi Kopyok Pak Dhuwur, Kuliner Favorit di Kota Semarang

Kompas.com - 16/12/2016, 07:03 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Kuliner yang satu ini sudah identik dengan Semarang. Selain lumpia dan tahu gimbal, olahan berbahan dasar mi ini juga sudah disajikan sejak puluhan tahun lalu.

Namanya mi kopyok. Salah satu mi kopyok yang sudah menjadi ikon kuliner Semarang adalah Mi Kopyok Pak Dhuwur.

Mi kopyok sepintas mirip dengan mi kocok khas Bandung. Perbedaannya terletak di isiannya. Jika mi kocok bandung menggunakan tambahan kikil, Mi Kopyok Pak Dhuwur tidak menggunakan unsur daging sama sekali.

(BACA: Sensasi Menyantap Mi Terbang di Bengkulu)

Mi kopyok berisikan mi, potongan lontong, irisan tahu pong, tauge, irisan daun seledri, taburan bawang goreng dan kerupuk gendar atau karak yang sudah remah. Kemudian disiram dengan kuah kaldu rempah.

“Kuahnya hanya dari kaldu rempah-rempah, sama sekali tidak pakai kaldu daging. Jadi ini murni nabati, ciri khasnya mi kopyok memang tampilan yang sederhana tanpa daging,” ujar Ali, anak pertama dari pemilik warung Mi Kopyok Pak Dhuwur.

(BACA: Chef Chandra: Cuma di Indonesia, Makan Mi Pakai Nasi)

Ali menuturkan, nama mi kopyok sudah ada sejak sebelum ayahnya berjualan. Dinamakan kopyok karena dalam prosesnya mi dimasak dengan cara dikopyok-kopyok atau dicelupkan secara berulang ke air yang mendidih.

Saat dikopyok, mi sudah dalam keadaan matang. Sebelum dikopyok mi akan terasa kenyal, oleh karena itu tujuan dikopyok adalah untuk membuat mi menjadi lebih lembek. Karena disajikan dengan lontong, mi kopyok juga dikenal dengan sebutan mi lontong.

Mi yang ia gunakan adalah mi produksi sendiri. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas dari Mi Kopyok Pak Dhuwur yang sudah bertahan puluhan tahun.

Selain itu dari isian seperti tahu dan kerupuk gendar, dirinya juga mempunyai penyedianya sendiri. Kerupuk gendar dibuat oleh salah satu karyawannya dan tahu dibeli khusus dari salah seorang pengrajin tahu.

Kuah kaldu rempah pada mi kopyok membuat mi ini terasa gurih di lidah begitu disantap, dengan tambahan kecap dan sambal membuat mi kopyok menjadi lebih terasa mantap.

Ali menambahkan, ayahnya yang bernama Harso Dinomo, mulai berjualan mi kopyok secara keliling sejak tahun 1970. Di tahun 1980-an, ayahnya kemudian memutuskan berjualan menetap di Jalan Tanjung.

Untuk membedakan dengan pedagang mi kopyok lain, para pelanggan menamai mi kopyok buatan ayahnya dengan nama Mi Kopyok Pak Dhuwur, yang berarti tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com