Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fun Off Road Merapi, Wisata "Anti-mainstream" di Magelang

Kompas.com - 17/01/2017, 07:56 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Rekreasi sembari konservasi alam sekaligus memacu adrenalin menjadi pilihan wisata anti-mainstream yang patut dicoba saat berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lokasinya ada di area Taman Nasional Gunung Merapi yang dikenal memiliki trek menantang serta pemandangan alam yang memesona.

Untuk menjajal wisata ini, wisatawan cukup menyewa jeep dan memilih paket yang disediakan oleh penyedia jasa wisata 'Fun Offroad', salah satunya milik Merapi Park Adventure di Muntilan, Kabupaten Magelang.

(BACA: Mau Jajal Merapi Lava Tour? Simak Dulu Tips Ini)

Perjalanan naik mobil jeep dimulai dari Muntilan menuju area Taman Nasional Gunung Merapi, kawasan Srumbung. Rute yang harus dilalui sekitar 15 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam

KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Fun Off Road di Taman Nasional Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, awal Januari 2017.
Jarak yang panjang tidak akan membuat wisatawan jenuh. Mereka justru akan merasakan petualangan yang seru dan menantang. Melewati jalan setapak di pedesaan dengan hamparan pemandangan perkebunan warga nan hijau.

Lalu berlanjut melewati jalan terjal bebatuan menuju area bekas penambangan pasir Gunung Merapi. Pemandangan yang menakjubkan namun juga miris.

(BACA: Pelesir ke Gunung Merapi? Kunjungi 5 Tempat Ini...)

Tebing-tebing menjulang tinggi, serpihan-serpihan batu berserakan, kolam-kolam bekas penggalian menjadi saksi eksploitasi alam Merapi secara masif.

"Semula kawasan ini masih hijau. Ini adalah Sungai Putih yang menjadi aliran lahar ketika erupsi Merapi. Aktivitas penambangan membuat kerusakan lingkungan," kata Fajar Soqiq, pengelola Merapi Park Adventure, akhir pekan lalu.

Perjalanan berlanjut menuju area hutan Taman Nasional Gunung Merapi. Melewati sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi, antara lain Sungai Batang, Lamat, dan Blongkeng.

KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Area bekas penambangan pasir di Taman Nasional Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akhir Januari 2017.
Keasrian dan kesegaran begitu terasa karena pohon-pohon pinus serta vegetasi khas Merapi di kawasan ini masih terjaga.

(BACA: Kapankah Waktu Terbaik Mendaki Gunung Merapi?)

Lelah menikmati perjalanan, wisatawan akan diajak berisirahat di kawasan Jurang Jero, Srumbung atau tepat di bantaran Sungai Blongkeng.

Di lokasi ini berdiri Tugu Soeharto, sebuah monumen tanda pendirian sabodam pengendali lahar Gunung Merapi yang diresmikan oleh Presiden RI ke-2 Soeharto, pada 15 September 1992.

Namun, tugu yang berdiri saat ini merupakan replika, karena tugu asli telah rusak dan hilang akibat ulah orang-orang tidak bertanggung jawab.

Sebelum petualangan berakhir, wisatawan terlebih dahulu melakukan konservasi alam dengan menanam pohon di Randu Ijo, yakni kawasan pembibitan tanaman yang dikelola oleh Forum Merapi-Merbabu Hijau (FMMH).

KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Tugu Soeharto di Jurang Jero, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akhir Januari 2017.
Di lokasi berketinggian sekitar 2.000 meter dari permukaan laut ini wisatawan juga bisa panen salak serta menikmati makan siang dengan menu-menu tradisional.

Misi Penyelamatan Lingkungan

Fajar memaparkan, Merapi Park Adventure menawarkan paket Fun Off Road, yang artinya wisatawan tidak hanya akan mendapatkan sensasi off road yang memacu adrenalin akan tetapi juga bersenang-senang menikmati pemandangan alam Taman Nasional Gunung Merapi.

"Konsep Fun Off Road lebih ke trek yang tidak terlalu ekstrem, aman untuk wisatawan, dan didampingi oleh pemandu-pemandu profesional. Kami juga melibatkan relawan-relawan Merapi," ujar Fajar.

Sejak dikembangkan sekitar setahun lalu, lanjut Fajar, paket wisata Fun Off Road Merapi semakin banyak peminat, tidak hanya wisatawan lokal tapi juga luar daerah.

KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Wisatawan memetik buah salak di Randu Ijo, Jurang Jero, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, awal Januari 2017.
Fajar menambahkan, pengembangan wisata di lereng Merapi ini menjadi alternatif wisata di Kabupaten Magelang yang selama ini hanya tertuju pada Candi Borobudur. Diharapkan pula wisatawan bisa tinggal lebih lama di Kabupaten Magelang.

Di sisi lain, Fajar juga memiliki misi edukasi dan penyelamatan lingkungan Merapi dari kerusakan dengan cara pengembangan pariwisata.

"Di lereng Gunung Merapi masih banyak aktivitas penambangan pasir yang sebetulnya merusak lingkungan. Dengan kita kembangkan menjadi destinasi wisata maka diharapkan ke depan aktivitas itu akan berhenti, tanpa kita menegur (pelaku penambangan)," ucap Fajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com