JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan mendukung pencapaian target 15 juta wisatawan mancanegara (wisman) 2017 sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam Rakor Lintas Sektor Program Paket Stimulus Transportasi-Pariwisata di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (20/2/2017) mengatakan saat ini pariwisata menjadi salah satu tumpuan bagi peningkatan pendapatan nasional.
Oleh karena itu, menurut Menhub, perlu dukungan dari semua pihak dan transportasi menjadi hal yang penting dalam mendukung pertumbuhan sektor pariwisata.
Menhub memaparkan beberapa pengembangan bandara untuk mendukung pariwisata misalnya Bandara Hanandjoeddin di Tanjung Pandan telah menjadi bandara internasional.
(BACA: Rahasia Sukses Thailand Gaet Wisman Terbanyak di Asia Tenggara)
Berikutnya pengembangan Bandara Sibisa di Parapat dalam rangka mendukung kunjungan wisatawan ke Danau Toba, Bandara Internasional Yogyakarta Baru akan segera dimulai pembangunannya.
Selain itu peletakan batu pertama Bandara Ahmad Yani Semarang sudah dilakukan dan diharapkan akan beroperasi tahun 2018.
Kemudian, Bandara Supadio di Pontianak akan diresmikan pada tahun ini dan Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya pada akhir tahun ini. Bandara Syamsudin Noor di Banjarmasin akan selesai pada 2018.
"Saya mengapresiasi dukungan dari pemerintah daerah dalam membangun bandara. Misalnya pemerintah daerah Banyuwangi, Papua dan Jawa Barat yang menggunakan anggaran daerahnya sendiri untuk membangun bandara sehingga dana Kementerian Perhubungan yang terbatas dapat digunakan di pembangunan lainnya," katanya.
(BACA: Thai Airways dan Malaysia Tertarik Garap Pariwisata Indonesia)
Menhub memaparkan, perkembangan jumlah penumpang udara terus meningkat dengan cukup tajam sehingga beberapa bandara seperti di Jakarta, Yogyakarta, dan Semarang terjadi kemacetan.
Jumlah penumpang angkutan udara pada 2016 mencapai 89,3 juta untuk domestik dan 23,4 juta untuk internasional.
"Saya minta pemerintah daerah bersama seluruh pemangku kepentingan terkait untuk berkomunikasi dengan baik agar dapat memberikan tingkat pelayanan yang baik. Di awal tahun 2019, semua bandara diharapkan sudah selesai dan semoga tidak ada lagi kemacetan," katanya.
Menurut Budi, dengan melihat perkembangan di sektor transportasi udara tersebut, tidaklah mustahil apabila akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik.
"Dengan semakin meningkatnya pilihan rute dan frekuensi penerbangan akan memudahkan masyarakat mengatur rencana perjalanannya sehingga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan perjalanan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara," katanya.
"Tidak semua daerah harus langsung ke Jakarta atau Bali karena membuat slot penerbangan Jakarta dan Bali berkurang sehingga slot maskapai asing untuk masuk ke Jakarta dan Bali yang merupakan pintu masuk ke Indonesia menjadi berkurang," ujarnya.
Budi mencontohkan, misalnya dari kota-kota kecil di Kalimantan dihubungkan ke kota besar, baru ke Jakarta atau Bali.
Kepada jajaran Kementerian Perhubungan, ia memberikan arahan keberhasilan Kementerian Perhubungan adalah bukan banyaknya mengeluarkan regulasi tapi mengurangi regulasi agar lebih baik, peningkatan jumlah penumpang dan tidak ada keluhan dari masyarakat.
"Paradigma ini harus diikuti oleh pemerintah daerah yang harus memberikan pelayanan yang baik tanpa mengesampingkan keselamatan dan keamanan," ujarnya.
Untuk menarik maskapai menerbangi suatu rute, Menhub telah memberikan penawaran slot ke maskapai serta memberikan arahan kepada PT Angkasa Pura untuk memberikan stimulus kepada maskapai asing yang baru melayani penerbangan ke Indonesia dengan membebaskan tarif mendarat (landing fee).
"Hal tersebut sudah dilakukan tapi masih kurang menarik, berarti apa yang kurang menarik, kotanya atau paket wisatanya," katanya.
Setelah pembangunan landasan pacu ketiga di bandara tersebut sehingga dapat melayani 110 slot.
"Hal tersebut merupakan ruang yang besar agar maskapai asing dapat masuk ke Jakarta," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.