Sebelum sentra kuliner dibangun, Kastari menceritakan ayah dan kakaknya berjualan di tepi jalan. Tak jauh dari tempat berjualan, terdapat ladang tebu.
Sejak dulu ayahnya berjualan Lontong Tuyuhan dengan cara dipikul. Cara yang sama, Kastari gunakan juga meski saat ini ia tak berkeliling desa untuk menjajakan Lontong Tuyuhan. Ia tetap mempertahankan gaya ayahnya berjualan walaupun pemerintah setempat memberikan bantuan berupa etalase untuk menaruh baskom daging ayam.
"Dulu saya sudah bantu bapak. Saya kadang bawa pikul, bapak yang ngelayani pembeli," ujarnya.
Saat ini Kastari berjualan Lontong Tuyuhan mulai pukul 12.00 hingga pukul 21.00 WIB. Sehari-hari ia kadang dibantu oleh anaknya saat berjualan.
BACA: Lasem, Destinasi Wisata Akhir Pekan yang Bakal Hits pada Tahun 2017
Setiap hari Kastari bisa menjual sekitar 100 porsi. Sementara jika hari libur, ia bisa menjual sekitar 200 porsi. Untuk hari libur seperti Lebaran, Tahun Baru, atau Natal ia bisa menjual lebih banyak lagi.
Lontong Tuyuhan sendiri adalah kuliner perpaduan potongan lontong, daging ayam, dan kuah kuning. Bumbu Lontong Tuyuhan adalah ketumbar, jinten, bawang merah, bawang putih, daun jeruk, laos, cabai, garam, pala, kunyit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.