RUTENG, KOMPAS.com - Berangkat dari kota dingin Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/2/2017), saya bersama dengan Frans Sarong, Alif (sopir) dan Riki menyusuri jalan negara Transflores menuju ke bagian utara Kabupaten Manggarai Timur, tepatnya di Kecamatan Pocoranaka Timur dan Sambirampas.
Mulai dari Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai menuju ke pertigaan Bealaing, Kecamatan Pocoranaka. Setiba di pertigaan Bealaing, kami terus melintasi perjalanan dengan melewati hutan Banggarangga.
Kicauan burung di kawasan Hutan Banggarangga memberikan kesejukan dalam perjalanan. Kami melintasi hutan Banggarangga menuju ke pertigaan Tangkul dan Benteng Jawa.
Setiba di pertigaan Tangkul, kami istirahat sejenak sebelum meneruskan perjalanan ke bagian utara Manggarai Timur yang terkenal dengan wilayah penghasil kopi di Nusa Tenggara Timur.
(BACA: Keunikan Air Terjun Cunca Kuang di Lembah Flores)
Kopi Colol merupakan cikal bakal penyebaran kopi Flores hingga saat ini. Bahkan, kopi colol sudah sangat terkenal di Eropa dan Amerika Serikat.
Bahkan, beberapa tahun lalu, kopi colol dari Kabupaten Manggarai Timur pernah meraih kopi terbaik di Indonesia saat ajang Festival Kopi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Penjelajahan terus kami lakukan sambil menikmati pemandangan alam yang indah yang diapit oleh ribuan pohon kopi di kebun warga Kampung Lembah Colol, Kampung Tangkul, Kampung Biting, Kampung Ngkiong Ndora.
Sejumlah warga di kampung Biting mengajak kami untuk minum kopi di rumah salah warga di kampung itu. Ajakan persaudaraan itu kami turuti dan singgah di salah rumah warga di kampung tersebut.
Suguhan Kopi Pahit Tradisi Orang Manggarai Timur
Setelah istirahat sejenak di dalam rumah sambil berbincang-bincang, dan selang beberapa menit, kaum perempuan dengan sangat ramah sambil tersenyum menyuguhkan kopi kepada kami sebagai tamu di rumah itu.
“Minum kopi pahit pak dan om. Tradisi kami menyuguhkan kopi pahit kepada tamu, bukan karena tidak ada gula, tetapi, kami sudah terbiasa dengan minum kopi pahit atau minum kopi tanpa gula pasir,” sapaan sejumlah kaum perempuan di rumah itu.
Sapaan itu kami sambut dengan mengatakan bahwa kami sudah terbiasa minum kopi pahit sebab kami juga orang dari Manggarai Timur yang sudah terbiasa minum kopi pahit.
Perjalanan kami ke wilayah Utara dari Manggarai Timur adalah toto ranga (lihat wajah) dan lejong (bertamu).
Keunikan air terjun yang berasal dari kawasan hutan Banggarangga itu membuat mata terpaku dengan keindahan alam yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa.
Alfonsus Sumardi, warga Kampung Tangkul, kepada KompasTravel mengatakan, kopi colol sudah terkenal di Amerika dan Eropa. Asosiasi Kopi Colol yang memperkenalkan kopi dan menjual kopi ke luar negeri.
Bahkan, kopi menjadi tumpuan pendapatan ekonomi keluarga untuk membiayai kebutuhan hidup dan membiayai uang sekolah bagi anak-anak dari wilayah Kecamatan Pocoranaka Timur.
“Saya dengar dari sejumlah pengurus asosiasi kopi di Kabupaten Manggarai Timur bahwa kualitas kopi colol sangat bagus. Bahkan, harganya di luar negeri sangat mahal. Selain itu, wilayah Pocoranaka Timur sangat layak untuk pengembangan agrowisata dengan menjelajahi perkebunan kopi milik masyarakat. Wisatawan bisa memetik kopi langsung di kebun warga,” jelasnya.
Frans Sarong, yang 32 tahun menjadi wartawan Kompas menjelaskan, cikal bakal penyebaran tanaman kopi di wilayah Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur) berasal dari Kampung Colol.
Kampung Colol sudah sangat terkenal dengan penghasil dan produksi kopi di wilayah Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Laki-laki yang sudah pensiun dari Kompas itu melanjutkan, selain penghasil kopi, ada bunga edelweiss yang hidup dan tumbuh di sekitar Danau Rana Poja yang berada dalam kawasan Hutan Banggarangga, hutan konservasi.
Satu-satunya di Nusa Tenggara Timur ada bunga edelweiss berada di kawasan Hutan Banggarangga, Kecamatan Pocoranaka Timur.
“Saya mengelilingi wilayah Pocoranaka Timur untuk lejong (bertamu) dan toto ranga (tunjuk muka) kepada warga di pedalaman, pegunungan dan pesisir dari Manggarai Timur sambil refreshing,” jelasnya.
Menuju Kampung Ngkiong Ndora dan Kampung Liur
Setelah menempuh perjalanan ke Kampung Lembah Colol, kami terus menjelajahi perkampungan Ngkion Ndora yang juga terkenal dengan tanaman kopi.
Di kampung itu, warga menyuguhkan kopi pahit kepada kami. Kami makan siang di rumah keluarga di Kampung Ngkiong Ndora.
Kampung Liur merupakan pemukiman perkampungan Muslim yang berada di Puncak Gunung. Warga Muslim di kampung itu hidup berbaur dengan warga Kristen.
Persaudaraan dan kekeluargaan sangat terasa di kampung yang berada di puncak gunung. Kita seperti berada di antara langit dan bumi di kampung itu.
Perjalanan kami berakhir di kampung itu. Setelah itu kami pun kembali ke Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.