Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopeng Kini Terus Berbenah

Kompas.com - 13/03/2017, 08:57 WIB

Budidaya dilakoni kaum perempuan untuk memenuhi kebutuhan hidup harian sambil menunggu panen sayur yang baru diperoleh satu atau tiga bulan mendatang. Tanaman hias dipilih karena tak membutuhkan lahan yang luas.

Yustina dapat menjual 1.000 pot per hari dengan omzet sekitar Rp 3,5 juta. Tanaman hias yang banyak dicari diantaranya bunga matahari, air mata ibu (donkey tail), daun kuning atau brokoli hias, dan pucuk merah (syzygium oleana).

Konsumen utama tanaman hias dari dusun Dukuh kebanyakan dari hotel-hotel di sekitar Kopeng, Salatiga, Magelang, dan Semarang. Selain itu, pesanan tanaman hias banyak datang dari pedagang di Bandungan, Malang, dan Kudus.

Potensi Kopeng lainnya adalah budidaya tanaman organik di Dusun Sidomukti, Desa Kopeng, Getasan. Produksi Sayur Organik Merbabu (SOM), misalnya, mencapai 40 jenis sayuran. Bisnis yang digeluti keluarga Shofyan Adicahyono (22) dan Suwadi (43) itu dirintis sejak 2008.

Saat ini, produksi sayur mencapai 300 kilogram per hari. Ayah dan anak itu menanam sayur organik di lahan seluas 1 hektar.

Selama ini, pemasaran dilakukan secara konvensional ataupun digital (online/daring). Pemasaran di antaranya ke Semarang, Purwokerto, Wonosobo, hingga Yogyakarta. Shofyan mengatakan, kini semakin banyak petani beralih ke sayuran organik.

Masih prospektif

Hanya berjarak 12 kilometer dari Kota Salatiga dan 27 kilometer dari Magelang, letak Kopeng memang strategis. Apalagi jika nanti Tol Trans-Jawa di ruas Semarang-Solo terbangun.

Walau sempat berhenti beroperasi tiga tahun, Kopeng Treetop Adventure Park di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu pun kembali dibuka pada Mei 2016.

Tempat permainan ketangkasan itu menjadi primadona wisatawan dari kota-kota besar.

”Kopeng memiliki potensi alam luar biasa. Kopeng Treetop sempat tutup karena persoalan administrasi. Setelah itu, kami berupaya agar tempat wisata ini selalu buka,” ujar Santi Ratnadewi, Manajer Operasional Kopeng Treetop, Sabtu (11/2/2017).

Jumlah pengunjung setiap bulan mencapai 5.000 orang. Mereka datang dari Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang, hingga Kalimantan.

Dibandingkan Kopeng Treetop di Bandung, Santi mengatakan, kawasan di Kopeng ini lebih besar. ”Untuk outbound saja, investasinya Rp 3 miliar. Kami yakin dengan potensi Kopeng,” ucap Santi.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com