”Saringan bambu adalah bagian dari menjaga orisinalitas rasa karena tidak menambah aroma atau merusak rasa dari bahan-bahan yang dicelup,” ujarnya.
Berikutnya, yang perlu diperhatikan adalah kuah kental dari mi. Di warung, kuah kental tersebut telah terlebih dahulu dimasak dan disiapkan dalam panci, yang selalu mengepul panas di atas kompor yang selalu menyala dengan api kecil.
Kuah ini dibuat dari racikan bawang merah, bawang putih, sari pati nabati, ebi (udang kecil), kecap, dan gula merah.
Sebagai sentuhan terakhir, mi yang sudah berkuah kental disiram dengan bumbu kacang, yang terbuat dari paduan kacang dan gula merah yang ditumbuk kasar. Sedikit bawang merah goreng sebagai penyedap, hidangan ini pun siap disantap.
Untuk tambahan lauk, pengunjung dapat memesan sate sapi, tempe kemul, dan geblek. Semua hidangan ini baru akan disiapkan ketika dipesan sehingga semuanya dijamin terhidang panas, langsung dari penggorengan dan tungku arang.
Tempe kemul adalah semacam tempe goreng berbalut tepung, namun cenderung lebih kering dari mendoan, sedangkan geblek adalah makanan yang terbuat dari paduan bawang putih, kelapa, dan adonan tepung kanji, kemudian digoreng.