Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Pusaka Nias Butuh Perhatian Pemerintah

Kompas.com - 28/04/2017, 14:07 WIB
Hendrik Yanto Halawa

Penulis

GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Di atas lahan sedikitnya 1 hektar, Museum Pusaka Nias yang terletak di Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, saat ini menyimpan koleksi lebih dari 6.000 artefak. Koleksi tersebut berasal dari pribadi (perorangan), yayasan, pemerintah, bahkan dari museum luar negeri seperti Belanda, Jerman, dan masih banyak lagi.

Museum Pusaka Nias dikelola oleh Yayasan Pusaka Nias yang bersifat sosial dan nirlaba. Kegiatan utamanya berfokus pada pelestarian budaya Kepulauan Nias, demikian disampaikan oleh Direktur Museum Pusaka Nias, Nata’alui Duha, Jum’at (28/04/2017).

Duha menyebutkan bahwa koleksi artefak yang ada di ruang pameran Museum Pusaka Nias memiliki keterkaitan kuat dan utuh secara biologi dan lingkungan di Kepulauan Nias. Mulai dari perhiasan, pakaian, senjata dan perlengkapan perang, benda-benda keagamaan dan upacara, alat musik, sampai barang sehari-hari rumah tangga.

”Kebanyakan koleksi kami memiliki nilai budaya tinggi sehingga perlu perawatan dan pengelolaan agar tidak termakan usia, untuk itu semua membutuhkan pembiayaan yang besar,” tuturnya.

KOMPAS.com/HENDRIK YANTO HALAWA Ribuan koleksi artefak dari batu peninggalan sejarah budaya Nias masih tersimpan rapi dan utuh di Museum Pusaka Nias.

Saat ini sedikitnya ada 40 orang karyawan yang bekerja mengelola Museum Pusaka Nias. Mulai dari penjaga keamanan, penerima tamu, kafe, kebun binatang, guesthouse, taman rekreasi, dan pekerjaan umum. Duha menyebutkan semua itu juga membutuhkan anggaran yang besar. Terkadang mereka dibantu oleh relawan dan siswa, baik lokal maupun asing.

Untuk dapat menikmati suasana Museum Pusaka Nias, telah tetapkan donasi senilai Rp 5.000 untuk Senin-Jumat sudah termasuk parkir kendaraan. Akhir pekan menjadi Rp 6.000, juga sudah termasuk parkir kendaraan.

BACA: 17 Destinasi Wisata Andalan di Gunungsitoli, Kepulauan Nias

Duha menambahkan, saat ini keberlangsungan keberadaan Museum Pusaka Nias mengharapkan perhatian nyata dari lima Pemerintah Daerah yang ada di Kepulauan Nias dan terlebih kepada pemerintah pusat untuk membantu biaya operasional dan perawatannya.

”Keunikan di museum ini menyajikan lima pesona daya tarik yang dapat dinikmati sekaligus, Seperti Museum Pusaka Nias, kebun binatang, tanaman obat tradisional Kepulauan Nias, panorama keindahan laut dan matahari terbit serta perpustakaan yang banyak menyajikan informasi tentang Kepulauan Nias,” jelasnya.

KOMPAS.com/HENDRIK YANTO HALAWA Pemandangan Museum Pusaka Nias dari udara.

Yayasan Pusaka Nias akhirnya meluncurkan situs resmi yakni www.museum-nias.org serta meluncurkan sebuah buku dengan judul Turia Majinö tepat bulan ini. Situs tersebut telah diisi berbagai macam tulisan, baik tentang pariwisata di Kepulauan Nias sampai pendidikan maupun informasi terkait penginapan yang ada di Kepulauan Nias.

Website ini sangat bagus karena dapat diakses oleh wisatawan mancanegara, sehingga dapat menjadi bekal sebelum mereka menginjakkan kakinya di daratan Kepulauan Nias,” katanya.

BACA: 7 Masalah di Nias yang Jadi Kendala Wisatawan

 

Masih ditempat yang sama, Leni (30) salah seorang pengunjung mengaku sangat puas berkunjung ke Museum Pusaka Nias.

”Belum semua sih, dijajal di museum ini, mungkin lain waktu akan berkunjung kembali,” tuturnya, Jum’at (28/04/2017).

Banyak juga orang yang melihat dan belajar dari benda-benda budaya yang ada disini, menambah pengetahuan akan leluhur masyarakat Kepulauan Nias.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com